Jogja
Selasa, 3 Mei 2016 - 08:22 WIB

PERTUMBUHAN EKONOMI : Beras Andil dalam Deflasi DIY

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang pedagang menjual beras jenis C4 di Pasar Kranggan, Jumat (29/4/2016). Penurunan harga beras di pasaran memberi andil pada deflasi di Kota Jogja bulan April. (Bernadheta Dian Saraswati /JIBI/Harian Jogja)

Pertumbuhan ekonomi, beras punya peranan besar.

Harianjogja.com, JOGJA-Harga beras yang turun ikut andil dalam deflasi Kota Jogja pada April 2016. Beras yang turun 1,27% memberikan andil sebesar -0,05% untuk deflasi. Total deflasi di Jogja tercatat 0,16%.

Advertisement

Pada akhir April lalu, harga beras C4 turun Rp1.000 per kg dari sebelumnya Rp9.000. Salah satu pedagang di Pasar Kranggan Sulis mengatakan penurunan harga ini disebabkan petani yang sudah memasuki masa panen.

Meski harga beras di pasaran turun, harga gabah di petani Sleman belum mengalami perubahan. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sendiri, panenan gabah petani Sleman termasuk premium sehingga gabah dibeli Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan harga lebih tinggi 10% dari daerah lain.

Bafit, salah satu petani di Cangkringan Sleman mengatakan, saat ini harga gabah kering panen (GKP) masih di kisaran Rp3.800-Rp3.900 per kg sementara untuk gabah kering giling Rp4.800 per kg.

Advertisement

Bafit mengatakan, dari pengalaman sebelumnya, harga gabah memang turun sekitar Rp100-Rp200 saat musim panen tiba. “Tapi sekarang harganya masih rata-rata,” kata dia, Senin (2/5).

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Agro Jogotirto Mandiri Berbah Sleman Mariyadi juga menyampaikan bahwa harga gabah di daerahnya belum mengalami penurunan. “sekarang GKP masih Rp3.800, GKG Rp4.800,” tandasnya.

Pihaknya membenarkan jika saat musim panen tiba harga gabah turun. Hal in idisebabkan stok gabah yang melimpah. “Turun tapi masih HPP [Harga Pokok Penjualan] Rp3.700,” ujar dia.

Advertisement

Selain beras, yang paling besar menyumbang deflasi adalah penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Bensin berandil -0,23%, diikuti tarif listrik yang berandil -0,08%, beras berandil -0,05%, angkutan udara -0,04%, cabai merah -0,03%, pasir -0,02%, dan komoditas lainnya seperti kentang, sawi hijau, sabun detergen bubuk/cair, daun melinjo, dan cabai rawit berandil -0,01%.

Sementara komoditas yang mengalami kenaikan harga sehingga menahan laju deflasi di antaranya bawang merah, bawang putih, pepaya, jeruk, brokoli, wortel, kembang kol, genting, upah tukang bukan mandor, gula pasir, hingga parfum.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif