News
Selasa, 3 Mei 2016 - 20:04 WIB

PENGGUSURAN KAMPUNG LUAR BATANG : Satpol PP Dipukul, Sekda Diusir, Penyebabnya SP1 Palsu

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dua warga Kampung Aquarium yang menjadi korban penggusuran beraktivitas di sekitar perahu mereka di Kawasan Kampung Luar Batang, Jakarta, Rabu (20/4/2016). Meski telah lebih dari seminggu pascapenggusuran, warga korban penggusuran masih bertahan di atas perahu mereka yang bersandar di Dermaga Luar Batang. (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A)

Penggusuran Kampung Luar Batang menjadi isu sensitif. Terjadi ricuh yang membuat Sekda DKI diusir. Diduga, SP1 palsu menjadi penyebabnya.

Solopos.com, JAKARTA — Kericuhan yang terjadi di kawasan Luar Batang, Kelurahan Penjaringan, Penjaringan, Jakarta Utara, Senin (2/5/2016) malam tak hanya diwarnai pengusiran terhadap Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Saefullah. Salah satu anggota Satpol PP, Bambang Eryanto, 40, terluka.

Advertisement

Bahkan Bambang harus mendapatkan lima jahitan di pelipis akibat dipukul warga. Kasatpol PP Jakarta Utara, Choiruddin, mengonfirmasi bahwa Bambang yang bertugas di Kecamatan Penjaringan mengalami luka robek pada pelipis sebelah kanan.

“Memang benar satu petugas Satpol PP bernama Bambang Eryanto pelipis sebelah kanan mengalami luka robek dan harus mendapat lima jahitan di RS Atmajaya. Tapi korban tidak sampai dirawat akibat musibah itu,” ujar Choiruddin, Selasa (3/5/2016).

Sekda DKI Jakarta Saefullah telah melakukan kunjungan di kawasan Kampung luar Batang Senin (2/5/2016) malam. Pihaknya mengatakan bahwa kunjungan itu merupakan kunjungan yang ketiga kalinya.

Advertisement

“Awalnya saya mau datang ke Masjid Luar Batang tidak berkoordinasi dengan lurah dan camat. Tapi ternyata, Pak Plt Wali Kota mendengar kabar ini dan mengondisikan kedatangan saya,” ujar Saefullah, di Balai Kota, Selasa.

Setelah itu, Saefulah diarahkan untuk membicarakan penataan kawasan Luar Batang. Dia mengatakan ada warga yang menyampaikan keluhan dan masukan kepada Saefullah. “Habis salat isya, saya duduk di depan kantor pengurus dan ngomong-ngomong sama habib, ada pengurus RW juga di sana,” katanya.

Setelah itu, tiba-tiba ada gerakan massa, kemudian Saefullah mengintruksikan untuk melakukan pengecekan alasan massa tersebut berkumpul. “Ternyata ada SP1 dari Gubernur, Wali Kota Jakarta Utara, dan Satpol PP yang beredar,” katanya.

Advertisement

Dia menegaskan ada kesalahpahaman terhadap surat peringatan yang beredar tersebut. Pasalnya SP yang diberikan tersebut palsu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif