News
Selasa, 3 Mei 2016 - 18:00 WIB

PEMBUNUHAN DOSEN UMSU : Sering Diusir dari Kelas, Pelaku Sakit Hati dan Dendam

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Istimewa/o-bras.com)

Pembunuhan dosen UMSU oleh mahasiswanya sendiri diduga bermotif dendam.

Solopos.com, MEDAN — Motif pembunuhan dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara (UMSU) Nurain Lubis, 63, oleh mahasiswanya, RS, 21, Senin (2/5/2016) sore, perlahan terungkap. Pembunuhan itu rupanya dipicu dendam RS yang menganggap dirinya diperlakukan tidak adil oleh dosennya.

Advertisement

“Motifnya dendamnya, salah satunya dia sering diusir dari kelas. Memang anak ini bandel,” ujar Kapolrestabes Medan Kombes Pol. Mardiaz dikutip Solopos.com dari Detik, Selasa (3/5/2016).

Mardiaz menegaskan, RS juga sering tidak disiplin di kelas. Wajar saja dia ditegur oleh Nurain. Tetapi perlakuan dosen itu malah dianggap RS sebagai bentuk intimidasi. “Jadi dia itu kalau pakai kaos ke kelas diusir, kalau enggak bawa buku diusir, dia sakit hati karena begitu,” ucapnya.

Dia diketahui merupakan mahasiswa semester VI PPKN yang sedang menempuh mata kuliah microteaching. Informasi yang beredar menyebutkan dugaan bahwa RS terhalang oleh persyaratan tertentu yang belum dipenuhi tersangka. Baca juga: Tinggalkan Belasan Tusukan, Pembunuhan Dosen UMSU Diduga Terencana.

Advertisement

Menurut Mardiaz Senin lalu, pembunuhan yang terungkap pada Senin sore ini sudah direncanakan oleh pelaku. Pasalnya, saat datang ke tempat dosennya, RS sudah membawa pisau. Saat dievakuasi polisi, tubuh Nurain Lubis sudah dihujani sejumlah tusukan di berbagai tempat.

“Nurain sudah meninggal dunia saat dievakuasi. Ada 8 tusukan di lehernya, 1 tusukan di dahi. Ada pula sayatan di lengan kiri, satu sayatan di jari manis, dan satu di telunjuk kiri,” kata Mardiaz dalam wawancara secara live oleh TV One di Medan, Senin (2/5/2016) malam.

Akibat kejadian itu, amuk massa mahasiswa tak tertahankan. Ratusan mahasiswa terlibat dalam bentrok fisik dengan polisi karena sebagian dari mereka tidak ingin tersangka dibawa polisi. Mereka memilih menghakimi RS dengan cara mereka sendiri. Jenazah korban telah dibawa ke RS Bhayangkara Medan untuk menjalani visum.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif