Jogja
Selasa, 3 Mei 2016 - 15:20 WIB

HARDIKNAS 2016 : Refleksi Hari Pendidikan di Kota Pelajar

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Pendidikan Menengah dan Nonformal (Dikmenof) Kabupaten Bantul, Masharun Ghozali saat menyerahkan piagam penghargaan Ujian Nasional berintegritas kepada SMK Ki Ageng Pemanahan yang diterima oleh Kepala Sekolah Wresti Eka Triyuliani, Senin (18/4/2016). (Foto istimewa)

Hardiknas 2016 menjadi momentum refleksi pendidikan di Kota Pelajar, Jogja

Harianjogja.com, JOGJA-Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) perlu mengharmonisasikan lima pilar pendidikan yang ada di Jogja, untuk membawa pendidikan di DIY menjadi lebih baik.

Advertisement

Ketua Dewan Pendidikan DIY Prof.Wuryadi mengatakan, lima pilar pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan filosofi Kraton, pendidikan pesantren, pendidikan Muhammadiyah, pendidikan sekolah kristiani.

Kraton misalnya, memiliki filosofi hamemayu hayuning bawono dan jiwa kesatrian. Rakyat sebetulnya sudah secara bijak dan cerdas dalam memahami filosofi ini, dan ksatrian sendiri juga digunakan sebagai keyakinan atau tuntutnan dari kegiatan komite rekonstruksi pendidikan yang dibangun oleh Dewan Pendidikan.

“Dengan membangun pilar ini, maka kita mengetahui bahwa yang terpenting adalah bagaimana kita merestorasi pendidikan, bukan hanya merenovasi, kita bisa memakai poin-poin yang baik dan mengembangkannya lagi, sebagai modal memperbaiki pendidikan di Jogja. Tinggal bagaimana kita menggunakan yang baik itu juga untuk menghadapi perubahan di masa yang akan datang,” ungkapnya, Minggu (1/5/2016).

Advertisement

Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X menuturkan saat ini Jogja dengan mencoba menerapkan jalan bagaimana pendidikan di Jogja bisa berbasis budaya. Pada kongres pendidikan ke-III telah dilihat bagaimana potensi yang ada di dunia pendidikan Jogja bisa membangun integritas murid.

“Agar karakter yang dimiliki murid itu bukan hanya pandai, namun juga beradab, dan keseimbangan keduanya ini ada dalam diri murid. Keunggulan yang sudah ada di Jogja, bisa dijadikan komponen untuk membangun pendidikan Jogja yang berbasis budaya itu,” imbuh dia, usai menghadiri upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2016, Selasa (2/5/2016).

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga DIY Kadarmanta Baskara Aji menuturkan bahwa peringatan Hardiknas 2016 mengambil tema bagaimana membangkitkan semangat pelajar dan mahasiswa di DIY, untuk dapat mewujudkan cita-cita mereka melampaui dari apa yang sudah mereka nyatakan.

Advertisement

Selain itu Aji juga mengakui, cita-cita Ki Hajar Dewantara sebagai bapak pendidikan belum sepenuhnya diraih, terutama penyelenggaraan pendidikan yang memerdekakan.

Dari sisi pendidikan masih ada yang harus dibenahi bersama-sama, bahwa seorang anak bisa mendapatkan layanan pendidikan akademik dan karakter.

Anak sekolah masih merasa bahwa sekolah adalah aktivitas yang membebani, serta masyarakat masih menemui masalah mahalnya biaya mengenyam pendidikan.

Sehingga yang bisa dilakukan saat ini adalah kembali menyusun strategi pendidikan, terutama menyangkut adanya prestasi akademik, keterampilan, sikap dan manajemen pendidikan yang tidak membebankan orang tua. Serta pendidikan bagi guru untuk membangun suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi anak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif