News
Minggu, 1 Mei 2016 - 17:30 WIB

WNI DISANDERA ABU SAYYAF : TNI Belum Konfirmasi Pembebasan, Tapi Siap Operasi Penjemputan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Solopos/Antara/Mohamad Hamzah)

WNI disandera Abu Sayyaf dikabarkan telah dibebaskan. TNI yang siaga di Tarakan, Kalimantan Utara, siap melakukan penjemputan.

Solopos.com, JAKARTA — Meski belum mengonfirmasi kabar pembebasan 10 WNI yang disandera Abu Sayyaf, TNI menyatakan siap menjemput dan mengawal kepulangan mereka ke Indonesia. Kesepuluh anak buah kapal (ABK) kapal tunda Brahma 12 itu dikabarkan telah dibebaskan Abu Sayyaf dengan uang tebusan senilai Rp5,4 miliar.

Advertisement

Panglima Komando VI Mulawarman, Mayjen Benny Indra Pujihastono, mengaku belum menerima informasi pembebasan WNI tersebut secara resmi. Namun, pihaknya sudah siap melakukan penjemputan.

“Saya sampai saat ini secara resmi belum menerima informasi itu. Tapi kami siap untuk melakukan pengawalan. Apabila diperintahkan, kami siap, seperti beberapa waktu lalu yang kita lakukan itu,” katanya, Minggu (1/5/2016), yang disiarkan beberapa stasiun TV nasional.

Pasukan TNI yang disiagakan di Tarakan, Kalimantan Utara, tinggal menunggu perintah untuk melakukan tindakan yang diperlukan. Mereka masih terus bersiaga di dekat perbatasan Indonesia-Filipina tersebut pasca-penculikan 10 ABK Indonesia.

Advertisement

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan kabar pembebasan 10 sandera asal Indonesia tersebut. “Iya, saya sudah mengetahuinya,” ujar Kapolri yang dikutip Solopos.com dari Detik, Minggu (1/5/2016).

Namun mengenai detail pembebasan maupun kondisi 10 WNI itu saat ini, Kapolri hanya meminta hal itu ditanyakan ke Menko Polhukam Luhut Pandjaitan. “Silakan ke Pak Menko Polhukam untuk keterangannya,” ucapnya.

Sementara itu, Jubir Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Armanatha Nasir mengatakan belum bisa mengonfirmasi hal tersebut. Menurut Tata, Kemenlu RI dan Filipina masih terus berkordinasi.

Advertisement

“Sejak pagi Menlu RI terus koordinasi dengan Menlu Filipina dan kita terus koordinasi dengan tim di lapangan. Kita masih upayakan konfirmasi tapi kita belum bisa berikan konfirmasi,” ucap Tata saat dimintai konfirmasi.

Ke-10 sandera tersebut merupakan kru Kapal Brahma 12 yang menarik tongkang Anand 12 berisi batubara. Mereka disandera sejak 26 Maret 2016. Para penyandera yang berafiliasi dengan Abu Sayyaf meminta tebusan sebesar 50 juta peso atau setara dengan Rp14,2 miliar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif