Soloraya
Minggu, 1 Mei 2016 - 20:15 WIB

USAHA DESA : Wow, Investasi Warga di BUM Desa Tirta Mandiri Ponggok Klaten Tembus Rp1,2 Miliar

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga tampak sedang menikmati snorkeling dan diving di Umbul Ponggok, Sabtu (15/11/2014). (Chrisna Canis Cara/JIBI/Solopos)

Usaha Desa, investasi warga di badan usaha desa Ponggok cukup fantastis.

Solopos.com, KLATEN–Nilai investasi warga di Badan Usaha Milik (BUM) Desa Tirta Mandiri, Desa Ponggok, Polanharjo, mencapai Rp1,2 miliar. Sementara itu, pada 2016 BUM desa bakal mengelola unit usaha berupa usaha air minum dalam kemasan.

Advertisement

Direktur BUM Desa Tirta Mandiri, Untung Margono, mengatakan investasi warga diwujudkan dalam bentuk peralatan yang disewakan di Umbul Ponggok. Peralatan itu seperti pelampung dan perlengkapan menyelam. Dari investasi, setiap bulan warga mendapat bagi hasil. “Dari investasi yang ditanamkan warga, setiap bulan mereka mendapat bagi hasil secara persentase 7 persen-15 persen dari nilai yang ditanamkan,” jelas dia, Minggu (1/5/2016).

Nilai bagi hasil beragam tergantung dari investasi yang ditanamkan warga. Saat ini, ada 150-an keluarga yang menanamkan investasi di BUM Desa Tirta Mandiri. Nilai investasi itu mulai dari Rp5 juta hingga Rp25 juta.

Kepala Desa Ponggok, Junaedi Mulyono, mengatakan investasi itu membantu peningkatan kesejahteraan warga desa setempat. “Untuk rata-rata investasi Rp5 juta. Mereka mendapat bagi hasi sekitar Rp500.000 dengan mereka tidak bekerja,” kata dia.

Advertisement

Selain warga, investasi juga ditanamkan dari setiap RT dan RW yang ada di Ponggok. Di Ponggok ada 12 RT dan enam RW. Dari investasi yang ditanamkan setiap RT dan RW, bagi hasil dimanfaatkan untuk pembiayaan program jaminan kesehatan, pendidikan, serta jaminan sosial.

Junaedi mengatakan BUM desa tak hanya mengelola Umbul Ponggok. Unit lain yang menjadi potensi desa setempat juga dikelola seperti perikanan serta toko desa. Tahun ini, desa setempat menargetkan bisa mengembangkan potensi lain yakni objek wisata Banyu Mili. Masa pengelolaan objek wisata itu oleh pihak ketiga berakhir pada 2016. Rencananya, pemerintah desa setempat melalui BUM desa mengembangkan menjadi objek wisata edukasi serta waterpark.

Kebutuhan biaya pengembangan sekitar Rp20 miliar. Pengembangan tanpa melibatkan pihak ketiga melainkan melalui investasi yang ditanamkan warga. “Biaya hampir Rp20 miliar dan saat ini belum ada uangnya. Nanti masyarakat ikut andil pembangunan Banyu Mili itu. Nilai sekitar Rp5 miliar kami lempar ke masyarakat untuk investasi. Sementara, Rp15 miliar disokong dari pendapatan desa serta BUM desa,” kata dia.

Advertisement

Pemerintah desa setempat juga menargetkan pengembangan unit perusahaan air minum dalam kemasan yang dikelola BUM desa. Pengembangan itu dipastikan tak melibatkan pihak ketiga.

“Lahan sudah ada sekitar 1.100 meter persegi. Target pengembangan tahun ini. Kami segera mengurus izin, mudah-mudahan tidak ada masalah. Yang kami manfaatkan hanya air permukaan dari Umbul Ponggok sehingga tidak mengganggu sumber yang ada di sana. Total kebutuhan dana sekitar Rp3 miliar. Dalam pengembangan ini kami juga tidak menggandeng pihak ketiga, melainkan bersumber dari investasi warga,” urai dia.

Lebih lanjut, Junaedi berharap pengembangan potensi yang ada di Desa Ponggok bisa menjadi contoh bagi desa lain. “Kuncinya berada pada perencanaan yang matang. Apapun potensinya, asal perencanaan matang semua bisa berhasil,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif