News
Minggu, 1 Mei 2016 - 17:00 WIB

Ini Cerita Ahok di Balik Mundurnya Pejabat DKI Sebelum Rustam Effendi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjawab pertanyaan wartawan seusai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (12/4/2016). Gubernur DKI yang akrab disapa Ahok tersebut memenuhi panggilan KPK untuk dimintai keterangan terkait penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan lahan RS Sumber Waras.(JIBI/Solopos/Antara/Hafidz Mubarak A/dok)

Rustam Effendi hanya edisi terakhir dari deretan pejabat DKI Jakarta yang mengundurkan diri sejak era Jokowi-Ahok.

Solopos.com, JAKARTA — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) kembali berkomentar soal pengunduran diri sejumlah PNS di Pemprov DKI Jakarta. Pengunduran Rustam Effendi dari jabatan Wali Kota Jakarta Utara membuat melengkapi daftar pejabat yang mengundurkan diri.

Advertisement

Sejak menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahok telah beberapa kali menerima surat pengunduran diri dari sejumlah pejabat Pemprov DKI. Saat ditemui seusai sensus ekonomi, Ahok pun berbagi kisah tentang asal muasal pengunduran diri sejumlah pejabat.

Kepada wartawan di kediamannya di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Minggu (1/5/2016), Ahok awalnya bercerita tentang pengunduran diri Novrizal, eks Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI semasa dirinya menjabat. Kala itu, dirinya masih menjadi Wakil Gubernur DKI pada 2013.

Advertisement

Kepada wartawan di kediamannya di kawasan Pantai Mutiara, Jakarta Utara, Minggu (1/5/2016), Ahok awalnya bercerita tentang pengunduran diri Novrizal, eks Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda DKI semasa dirinya menjabat. Kala itu, dirinya masih menjadi Wakil Gubernur DKI pada 2013.

“Sepanjang saya jadi Wagub, hanya satu yang berganti. Itu pun Novrizal. Itu pun karena gertakan kami sebetulnya gara-gara mau pecat Kusnindar, UPT di [Rusun] Marunda. ‘Kalau bapak pecat Kusnindar, kami berhenti’,” cerita Ahok menirukan ucapan Novrizal.

Menanggapi hal tersebut, Ahok kala itu langsung melaporkannya kepada Jokowi yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Alih-alih menahannya, Jokowi mempersilakan Novrizal mundur jika memang benar itu keinginannya. “Saya lapor Pak Jokowi, lalu Pak Jokowi bilang belum masuk suratnya. Jadi sikap kita bagaimana, Pak? Ya, suruh berhenti saja,” terangnya.

Advertisement

Setelah menjabat sebagai Gubernur DKI, pejabat pertama yang mengajukan surat pengundurkan diri adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Energi, Haris Pindratno, pada 2015. Saat itu menurut Ahok, permasalahannya karena kualitas lampu LED yang dibeli tidak berkualitas.

“Nah, lalu setelah jadi gubernur siapa yang berhenti? Haris. Gara-garanya lampu LED enggak beres-beres. Dia beli yang merek Holi lagi. Merek apa itu Holi-holi. Saya suruh beli merek yang [terkenal di] dunia begitu loh padahal,” protes Ahok.

“Lalu sumur bor kacau balau. Sampai dipanggil beberapa kali sama jaksa dan polisi. [Setelah itu Haris berkata pada Ahok], ‘Pak saya enggak sanggup, saya berhenti deh’. Wah, lu diekspose sudah enggak tahan sama saya,” sambungnya.

Advertisement

Pejabat selanjutnya adalah Tri Djoko Sri Murgianto, eks Kepala Dinas Tata Air. Saat itu menurut Ahok, alasan mundur Tri karena tekanan untuk mengatasi permasalahan banjir di kota Jakarta.

“Yang kedua, Tri Djoko, ini soal banjir. Saya bilang Grogol enggak perlu banjir. Enggak mau tinggiin (tanggul) 2,8 meter. Enggak mau bikin Sentiong satu triliun. ‘Engga, Pak. Bapak terlalu naif, Pak’,” jelas Ahok menirukan ucapan Tri Djoko waktu itu.

“Memang kalau begitu, saya bilang sama Sekda DKI. Mesti diberhentikan saja kalau begitu. Ganti. Mungkin Sekda bocorin kali ya, eh langsung [Tri] ajuin surat berhenti deh. Kalau aku bilang berhenti juga kagak bakal ngajuin berhenti,” kata Ahok.

Advertisement

Sebelumnya, Ahok menegaskan tidak masalah jika para pejabatnya mengundurkan diri. Ahok lalu mengungkapkan selama ini baru ada empat pejabat PNS yang berani mengundurkan diri. “Kamu tahu PNS di DKI ada berapa? 72.000. Itu [jumlah] PNS. Yang mundur berapa? Ada 4. Hitung aja 4 dari 72.000, berapa persen itu? Satu lagi ada yang bilang ‘saya kayaknya ga sanggup ini Pak’. Ya silakan,” ujar Ahok dalam wawancara live dari Balai Kota yang ditayangkan Kompas TV, Jumat (29/4/2016) lalu.

Soal pengunduran diri Rustam Effendi, Ahok kembali menantang kepada PNS lainnya yang ingin mengikuti jejak mantan Wali Kota Jakarta itu. Bahkan Ahok terang-terangan mempersilakan siapapun yang tidak mau bekerja dengannya segera mengajukan surat pengunduran diri Senin (2/5/2016) mendatang.

“Kepala dinas ada yang mundur ga, kamu hasut aja deh, mungkin orang enggak mau kerja sama dengan Ahok, silakan,” kata dia. Baca juga: Setelah Rustam Effendi, Ahok Tantang Pejabat DKI Mundur Senin Depan.

“Bapak ibu kepala dinas, wali kota, wakil wali kota, bupati, di DKI, kalau Anda tidak suka dengan saya, mau ikut jejak Pak Rustam, tolong hari Senin ajukan surat pengunduran diri ke saya,” kata Ahok.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif