Jogja
Minggu, 1 Mei 2016 - 05:20 WIB

BARON TECHNO PARK : Wisata Alternatif Plus Ruang Belajar Kontekstual

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Siswa SD IT Lukman Al-Hakim Jogja berwisata dan belajar di jam matahari Baron Technopark. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Baron Techno Park memberikan pilihan bagi siswa yang ingin belajar dan bermain.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Sebuah inovasi pembelajaran dibangun di Desa Planjan, Kecamatan Saptosari Gunungkidul. Beberapa media pembelajaran didirikan di kompleks edukasi yang bernama Baron Techno Park.

Advertisement

Terdapat beberapa gedung yang dibangun dalam kawasan tersebut. Gedung utama terdapat room control, dan sistem baterai, Anjungan kedua yakni Bio diesel mengolah minyak goreng bekas, biji jarak, dan biji nyamplung dengan menggunakan media diesel, Anjungan ketiga terkait dengan informasi sistem tenaga surya. Anjungan selanjutnya pengolahan air payau menjadi air tawar siap minum. Selain itu, media terbaru yang telah selesai dibangun yakni media belajar berupa jam matahari.

Ridwan Budi Prasetyo, Kepala Sub Bidang Pengelolaan Baron Techo Park optimis Baron Techno Park menjadi satu-satunya lokasi wisata pusat pengembangan energi terbarukan yang terlengkap di Indonesia. Hal tersebut menjadikan pihaknya semakin gencar memperkenalkan BTP kepada masyarakat luas. Hasilnya, kini setiap minggu Baron Techno Park tak berhenti menerima kunjungan masyarakat. Setiap minggu selalu mendapat kunjungan berbagai instansi dari berbagai daerah di Indonsesia bahkan mancanegara. Pengunjung tak hanya berasal dari kalangan pelajar saja, namun juga guru, mahasiswa, hingga peneliti.

Advertisement

Ridwan Budi Prasetyo, Kepala Sub Bidang Pengelolaan Baron Techo Park optimis Baron Techno Park menjadi satu-satunya lokasi wisata pusat pengembangan energi terbarukan yang terlengkap di Indonesia. Hal tersebut menjadikan pihaknya semakin gencar memperkenalkan BTP kepada masyarakat luas. Hasilnya, kini setiap minggu Baron Techno Park tak berhenti menerima kunjungan masyarakat. Setiap minggu selalu mendapat kunjungan berbagai instansi dari berbagai daerah di Indonsesia bahkan mancanegara. Pengunjung tak hanya berasal dari kalangan pelajar saja, namun juga guru, mahasiswa, hingga peneliti.

“Alhamdulillah pengunjung meningkat pesat. Selalu penuh setiap minggunya, biasanya kunjungan anak sekolah dari berbagai wilayah tak hanya DIY,” kata dia.

Ridwan melanjutkan Pembangunan Baron Techno Park telah dilakukan sejak 1995 lalu, namun secara fisik baru dapat diselesaikan pada 2010 dan dibuka secara resmi untuk kunjungan pada awal tahun 2016. Namun seiring meningkatnya jumlah kunjungan BTP, pihaknya terus melakukan evaluasi pelayanan. Hingga kini pemandu BTP hanya dua orang pemandu saja, Ridwan mengeluhakn BTP masih terbatas segi Sumber Daya Manusianya.
Pihaknya masih melakukan seleksi terhadap bakal calon pemandu pembelajaran.

Advertisement

Ridwan berani menargetkan dalam setahun dapat menerima pengunjung hingga 5.000 orang. Jika dibandingkan dengan lokasi edukasi lain yang hanya menargetkan 200 orang saja, ia optimis dengan angka 5.000 orang.

Seperti hari ini, BTP dikunjungi oleh rombongan dari SMP N 1 Wonosari, Gunungkidul. Sebanyak 193 siswa kelas tujuh meramaikan BTP pagi itu. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok untuk bergantian menjelajahi media edukasi yang tersedia di BTP. Sejmlah siswa pun tak jemu mendengar dan memperhatikan penjelasan dari pemandu terkait dengan pemanfaatan berbagai energi terbarukan yang ada.

Salah seorang pendamping siswa, Rini Harjanti mengungkapkan konsep yang dibangun BTP sangat sesuai dengan kompetisi dasar pada pembelajaran siswa SMP 1 Wonosari. Pagi itu, ia dan ratusan siswa yang ia dampingi sangat antusias dan menikmati setiap hal yang disajikan di BTP.

Advertisement

“Disini ada sumber daya angin, diesel, solar, sehingga sangat tepat dengan Kompetisi Dasar dan siswa dapat menerapkan pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Baron Techno Park sangat sesuai dengan pembelajaran untuk siswa kelas 7 terkait dengan sumber daya alam, ” kata dia, Jumat (29/4/2016).

Kini pembelajaran tak lagi terkait dengan buku tulis, meja, kursi, dan papan tulis. masyarakat dapat menikmati cara belajar yang baru dengan suasana yang berbeda dan sangat dekat dengan alam.

Masyarakat dapat berfoto, mengambil video, merekam suara dan belajar dengan berbagai metode yang diinginkan masing-masing. BTP menjadi salah satu inovasi yang dilakukan pemerintah Indonesia untuk membuat belajar menjadi menyenangkan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif