Jogjapolitan
Sabtu, 30 April 2016 - 04:19 WIB

PENDIDIKAN SEKSUAL : Diberikan Secara Teman, Ini Dampaknya untuk Mahasiswa

Redaksi Solopos  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (Dok)

Pendidikan seksual sejak dini perlu terus diberikan.

Solopos.com, BANTUL-Seorang mahasiswa perlu memahami kesehatan reproduksi sejak dini, sebagai bekal pengetahuan kematangan seksual dari segala aspek. Penanaman ini dapat mendorong mahasiswa menjaga kesehatan alat reproduksi dan mencegah terjadinya perilaku hubungan seks yang tak bertanggungjawab.

Advertisement

Diterangkan oleh salah satu narasumber Seminar Kesehatan Reproduksi Bagi Remaja di Akademi Keperawatan YKY, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul yaitu Riyanto, kematangan seksual secara umum dibedakan menjadi kematangan biologis, sosial dan hukum. Secara umum kematangan seksual berarti seseorang yang siap melakukan proses reproduksi yang bertanggungjawab, sehingga anak yang dilahirkan dapat tumbuh optimal, dan menjadi generasi yang berkualitas.

Salah satu jenis kematangan yakni secara aspek sosial, dapat diartikan seseorang dapat diartikan telah mengerti dan menyadari tujuan berhubungan seks, siap atas konsekuensi yang terjadi dari hubungan seks, melakukan hubungan seks dalam sebuah ikatan perkawinan, dan sesuai dengan norma yang berlaku di dalam masyarakat. Selain itu, hubungan seksual yang didasari kematangan seksual juga bisa membentuk generasi yang berkualitas. Hal ini juga dipengaruhi beberapa hal, di antaranya kondisi fisik, mental, sosial yang dapat berfungsi optimal.

"Ada beberapa tujuan dari reproduksi, yaitu mempertahankan jenis, mendapatkan generasi penerus yang berkualitas, dalam kondisi anak dan ibu selamat. Namun yang juga perlu diperhatikan adalah pemilihan pasangan dan perencanaan kehamilan," tuturnya di hadapan peserta seminar, Jumat (29/4/2016).

Advertisement

Dijelaskan lebih lanjut oleh Riyanto, pemilihan pasangan yang dimaksud adalah sedapat mungkin tidak memilih pasangan yang memiliki kelainan yang sama dan dapat diturunkan, seperti diabetes, talasemia, gila atau psikotis, atau perempuan beresiko tinggi dengan ciri fisik tinggi kurang dari 140 centimeter, berat badan kurang dari 35 kilogram. Sedangkan perencanaan kehamilan menjadi penting karena berpengaruh pada keharmonisan keluarga, meminimalisir penyulit sewaktu kehamilan, dan lebih menjamin mendampingi anak sampai beranjak mandiri.

Direktur Akper YKY Tri Arini mengatakan, tujuan dilaksanakannya seminar yang memberikan materi kesehatan reproduksi remaja ini untuk menambah pengetahuan mahasiswa mengenai kesehatan reproduksi dan keperawatan maternitas. Sehingga mahasiswa lebih memahami anatomi sistem reproduksi, gangguan sistem reproduksi, dan penatalaksanaan gangguan reproduksi. Acara ini hasil kerjasama Akper YKY, Smart FM dan Kiranthi roadshow ke kampus-kampus.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif