News
Sabtu, 30 April 2016 - 13:45 WIB

HARGA MINYAK DUNIA : Minyak Mentah WTI Kembali Turun Harga

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kilang minyak (migas.esdm.go.id)

Harga minyak dunia WTI berakhir lebih rendah.

Solopos.com, NEW YORK – Harga minyak dunia turun kembali sedikit dari tertinggi tahun ini pada Jumat (Sabtu, 30/4/2016) pagi WIB), mengakhiri kenaikan empat pekan berturut-turut ketika pasar didorong lebih tinggi didukung sebagian oleh nilai dolar Amerika Serikat (AS) yang melemah.

Advertisement

Harga minyak berakhir sedikit lebih rendah karena aksi ambil untung setelah mencatat keuntungan yang kuat baru-baru ini.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni turun 11 sen AS menjadi berakhir di US$45,92 per barel di New York Mercantile Exchange.

Di London minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Juni, patokan Eropa, hanya mundur satu sen AS menjadi US$48,13 per barel.

Advertisement

Selama seminggu WTI naik 5,0 persen dan Brent 6,7 persen, sehingga mendorong kenaikan bulan ini menjadi sekitar 20 persen untuk keduanya. Kenaikan sekitar 20 persen pada April merupakan kenaikan bulanan terbesar dalam setahun.

“Situasi pasokan masih merupakan faktor penentu dalam hal kelebihan pasokan, dan saya pikir kami reli sebanyak yang kita dapat karena harapan kembali seimbang datang pada akhir tahun ini,” kata John Kilduff dari Again Capital.

Hal yang juga mendasari pasar adalah pelemahan dolar setelah Bank Sentral AS (the Federal Reserve/the Fed) pada Rabu (27/4/2016) mengindikasikan bahwa tidak terburu-buru untuk menaikkan suku bunga, dan hari berikutnya bank sentral Jepang (BoJ) menolak stimulus lebih lanjut, yang mengirim yen melonjak.

Advertisement

Pelemahan dolar AS membuat minyak yang dihargakan dalam mata uang AS lebih terjangkau bagi pembeli.

“Penurunan produksi minyak AS dan melemahnya dolar AS memberikan penarik untuk harga, sedangkan kelebihan pasokan yang berkelanjutan dan rekor tinggi stok minyak mentah AS diabaikan,” kata analis Commerzbank.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif