Jatim
Sabtu, 30 April 2016 - 05:05 WIB

FENOMENA ALAM BOJONEGORO : Semburan Lumpur Jari Diteliti di Malam Hari

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung menerobos garis polisi yang dipasang di semburan air bercampur lumpur di Desa Jari, Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (10/4/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aguk Sudarmojo)

Fenomena alam Bojonegoro yakni semburan lumpur di Desa Jari masih diteliti.

Madiunpos.com, BOJONEGORO -Meski telah menurun intensitasnya, semburan lumpur di Desa Jari, Kecamatan Gondang, Bojonegoro, masih menarik perhatian para ahli untuk menelitinya.

Advertisement

Peneliti dari Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Kementerian ESDM Yogyakarta bahkan sengaja meneliti kandungan semburan lumpur bercampur air dan gas di Jari pada malam hari

“Penelitian semburan Jari, akan dilakukan pada malam hari, untuk mengetahui kandungan gasnya,” kata Peneliti Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Yogyakarta, Yustinus, di Bojonegoro, Jumat (29/4/2016).

Advertisement

“Penelitian semburan Jari, akan dilakukan pada malam hari, untuk mengetahui kandungan gasnya,” kata Peneliti Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Yogyakarta, Yustinus, di Bojonegoro, Jumat (29/4/2016).

Yustinus yang didampingi peneliti lainnya, Euis Sutaningsih, menjelaskan penelitian semburan di Desa Jari untuk melihat kandungan gas, air dan lumpur yang terjadi pada malam hari. “Biasanya gas yang keluar, seperti karbon dioksida (C02) pada malam hari akan turun ke bawah, membentuk kabut,” beber dia.

Sebelumnya, Tim Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Bandung dan Yogyakarta pernah  mengambil contoh lumpur, air dan gas di Jari pada 14-15 April 2016 siang hari.

Advertisement

“Hasil pemeriksaan kami langsung di lokasi dengan alat detektor ketika itu untuk gas C02 mencapai 70 persen,” jelas dia.

Yang jelas, lanjut dia, gas CO2 yang keluar itu karena beracun, berbahaya bagi manusia. Selain itu, dari hasil pemeriksaan di laboratorium, juga diketahui ada gas CH4, masing-masing 1,89, 3,82 dan 3,7 persen molekul, dan gas lainnya. “Gas lainnya yang keluar seperti CH4 tergolong kecil,” jelas Yustinus.

Ia memberikan gambaran kalau gas CH4 yang keluar mencapai 100 persen Lower Explosive Limit (LEL), maka bisa meledak.

Advertisement

Ia juga menyebutkan uji laboratorium kandungan air yang keluar dari semburan di Jari untuk NA, CL dan HCO3 untuk parameternya juga cukup besar di atas ambang batas yang diperbolehkan.

“Tapi air semburan yang masuk ke sungai kandungannya kemungkinan sudah terurai, karena ada debit air lainnya di sungai,” tambah Euis Sutaningsih.

Sementara itu, Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Agus Supriyanto, menyatakan pemkab tidak salah memasang papan pengumuman awas gas beracun dan tanah ambles di sekitar semburan Jari.

Advertisement

Diberitakan, semburan gas bercampur air dan lumpur di Desa Jari diketahui warga pada 7 April yang sebelumnya didahului gempa di daerah setempat dengan kekuatan2,5-4 skala Richter.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif