Jatim
Sabtu, 30 April 2016 - 13:05 WIB

BUNUH DIRI PONOROGO : Warga Tumpakpelem Gantung Diri di Pohon Kelapa

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi gantung diri (JIBI/Solopos/Dok)

Bunuh diri Ponorogo dengan cara gantung diri kembali terjadi di Kota Reog.

Madiunpos.com, PONOROGO — Warga Desa Tumpakpelem, Kecamatan Sawoo, Ponorogo, geger lantaran ditemukannya mayat pria yang gantung diri di pohon kelapa di desa setempat, Jumat (29/4/2016) sekitar pukul 11.00 WIB.

Advertisement

Diketahui mayat pria itu adalah Sutrisno, 52, warga RT 001/RW 002 Dukuh Krajan, Desa Tumpakpelem, Sawoo.

Mayat Sutrisno kali pertama ditemukan Nyoto, 60, pemilik pohon kelapa yang digunakan sebagai tempat gantung diri itu.

Advertisement

Mayat Sutrisno kali pertama ditemukan Nyoto, 60, pemilik pohon kelapa yang digunakan sebagai tempat gantung diri itu.

Kala itu, Nyoto mencari pakan ternak di ladang miliknya. Saat sedang mengambil rumput, dia melihat sesosok mayat tergelantung di pohon kelapa.

Nyoto kemudian memanggil kepala desa setempat untuk melihat mayat yang menggantung di pohon kelapa itu.

Advertisement

Kapolres Ponorogo, AKBP Ricky Purnama, mengatakan korban sebenarnya meninggalkan rumah sejak Rabu (27/4/2016).

Pada Kamis, warga desa setempat juga sempat bertemu dengan korban yang datang ke kios di Desa Temon. Selanjutnya, pada Jumat siang korban sudah ditemukan tergantung dengan menggunakan sarung di pohon kelapa.

“Korban mengenakan baju batik berwarna biru dan celana krem. Lampu senter ditaruh di saku celana dan sepatu jepit dimasukkan ke lengan. Korban gantung diri menggunakan sarung bermotif kotak-kotak berwarna hijau,” kata dia dalam siaran pers yang diterima Madiunpos.com, Jumat.

Advertisement

Menurut informasi dari keluarga, kata dia, dimungkinkan korban bunuh diri karena faktor ekonomi.

Setelah dilakukan idetifikasi oleh tim medis, jelas Ricky, korban meninggal dunia murni karena bunuh diri dengan cara gantung diri.

Petugas tidak menemukan luka-luka yang disebabkan karena kekerasan di tubuh korban. Selanjutnya, jenazah korban diserahkan kepada keluarga dan kemudian dimakamkan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif