Lifestyle
Jumat, 29 April 2016 - 13:00 WIB

KULINER SOLO : Mencicipi Hitam Pekatnya Sego Kalong

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sego Kalong (Shoqib Angriawan/JIBI/Solopos)

Kuliner Solo kali ini menyajikand menu unik bernama sego kalong.

Solopos.com, SOLO – Selain menemukan bermacam kuliner ketan, pengunjung juga bisa mencicipi menu khas di Rumah Makan Sego Kalong tersebut. Menu itu adalah sego kalong. Nama menu itu memang sama dengan identitas warung yang ada di Jl. Madukoro No. 19, Kratonan, Solo.

Advertisement

Tapi jangan berpikir macam-macam dahulu. Sebab, menu itu tidak menyajikan daging kalong atau sejenis kelelawar. Menu itu sebenarnya terinspirasi oleh warna kalong yang hitam pekat. Kuliner ini merupakan kombinasi dari sambel cabuk yang berwarna hitam pekat, nasi dan bermacam sayuran. Tancam dan ayam goreng.

Sambel cabuk ini terbuat dari ampas wijen hitam yang dicampur dengan irisan daun kemangi, parutan kelapa, dan cabai. Semua bahan-bahan tadi kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dipepes hingga matang.

Pelanggan dibebaskan memilih menu makanan karena menggunakan sistem prasmanan. Ada bermacam sayuran, gorengan, nasi putih, dan beras merah.

Advertisement

Menu disajikan pada sebuah piring gerabah yang dilapisi daun pisang yang sudah diisi dengan sambel cabuk, nasi merah, oseng tahu, kering, tahu bakso, dan bakmi goreng.

Nasi merah yang dicocol sambel cabuk rasanya begitu pedas. Tak heran menu sego kalong ini begitu digemari oleh penyuka makanan pedas. Rasa pedas yang muncul juga unik, berbeda dengan sambal pada umumnya.

Hal ini karena sambal cabuk dimasak bersama daun kemangi dan ampas wijen sehingga lebih harum.
Tidak perlu merogoh kocek yang dalam untuk menikmati sego kalong. Solopos hanya membayar Rp6.000 untuk nasi sayur dan Rp3.000 untuk sambel cabuk.

Advertisement

Pemilik Warung Makan Sego Kalong, Sri Martutik, menuturkan sambel cabuk merupakan salah satu makanan khas Wonogiri.

“Sambal cabuk ini adalah salah satu makanan yang disukai oleh mantan Ibu Negara, almarhumah Ibu Tien Soeharto. Kami ingin mengenalkan kembali kuliner tradisional kepada anak muda,” tuturnya saat dihubungi solopos.com, Kamis (28/4/2016).

Sementara itu, salah satu minuman spesial yang harus dicoba pengunjunga adalah dawetan ayu. Berbeda dengan dawet pada umumnya, minuman ini memiliki campuran yang lebih lengkap, ada cendol, mutiara, selasih, semangka, dan melon. Segarnya dawetan ayu ini bakal menghilangkan dahaga pengunjung. Dawetan ayu dijual seharga Rp7.000/gelas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif