Jogja
Jumat, 29 April 2016 - 11:55 WIB

KAWASAN RAWAN BENCANA : Tamanmartani Dikukuhkan Menjadi Kampung Siaga Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Simulasi bencana yang digelar aparatur desa dan warga Desa Tamanmartani Kalasan di sela-sela pengukuhan KSB, Kamis (28/4/2016). (Abdul Hamid Razak/JIBI/Harian Jogja)

Kawasan rawan bencana di Sleman, Tamanmartani ditetapkan menjadi kampung siaga bencana

Harianjogja.com, SLEMAN- Tamanmartani merupakan salah satu desa yang memiliki tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi di wilayah Sleman. Selain angin kencang dan kekeringan, Tamanmartani juga memiliki potensi bencana banjir lahar di sepanjang bantaran Kali Opak. Untuk mengasah kesadaran antisipasi bencana, desa ini dikukuhkan menjadi kampung siaga bencana (KSB).

Advertisement

Kepala Dinas Sosial DIY Untung Sukaryadi mengatakan, pembentukan KSB Tamanmartani merupakan bentuk perlindungan kepada masyarakat. Dengan status KSB, warga Tamanmartani dinilai mampu melakukan penanggulangan bencana berbasis masyarakat. Saat ini, tim KSB pun dibentuk untuk memanfaatkan potensi dalam penanggulangan bencana.

“Pembentukan KSB ini bertujuan agar masyarakat secara mandiri siap siaga jika sewaktu-waktu bencana terjadi. Mereka bisa melakukan koordinasi dengan instansi terkait,” kata Untung di sela-sela pengukuhan KSB Tamanmartani, Kamis (28/4/2016).

Advertisement

“Pembentukan KSB ini bertujuan agar masyarakat secara mandiri siap siaga jika sewaktu-waktu bencana terjadi. Mereka bisa melakukan koordinasi dengan instansi terkait,” kata Untung di sela-sela pengukuhan KSB Tamanmartani, Kamis (28/4/2016).

Dalam pengukuhan tersebut, sekitar 200 orang dari unsur aparatur desa dan warga melakukan simulasi bencana gempa bumi. Usai simulasi, tim KSB yang berjumlah 60 orang dilantik oleh Bupati Sleman Sri Purnomo. Sepanjang 2015, Pemkab Sleman membentuk dua KSB, Desa Umbulharjo dan Desa Wukirharjo. Selain itu, dibentuk empat rintisan KSB, meliputi Desa Tegaltirto, Harjobinangun, Merdikorejo, dan Wonokerto.

“Pembinaan dan pembentukan KSB mutlak diperlukan karena wilayah ini memiliki banyak potensi bencana,” kata Untung.

Advertisement

Untung menambahkan, di wilayah KSB juga disediakan lumbung sosial sebagai tempat penyimpanan bantuan logistik serta penyimpanan shelter kit berupa tenda, matras, dan velbed.

“Untuk bantuan logistik makanan tentu ada kadaluwarsanya. Kami berharap warga melaporkan kepada Dinas Sosial jika menemukan bantuan makanan yang kadaluwarsa,” katanya.

Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan, wilayah Sleman merupakan kawasan rawan bencana sehingga membutuhkan masyarakat yang tangguh dan siap menghadapi bencana. Masyarakat, katanya, merupakan penerima dampak langsung dari bencana dan sekaligus pelaku pertama yang akan merespon bencana di sekitarnya.

Advertisement

“Masyarakat perlu dibekali dalam konteks pemberdayaan agar tidak hanya siap menghadapi bencana tapi juga tangguh menanggulanginya,” kata Sri Purnomo.

Sri Purnomo mengatakan, KSB merupakan metode pendekatan penanggulangan bencana berbasis masyarakat untuk mengubah pola pikir dan pola tindak. Dengan begitu, mereka mampu mengelola kerentanan ancaman dan resiko bencana sesuai potensi lokal yang dimiliki.

“Selain mengembangkan KSB, kami ikut menguatkan kapasitas lokal karena penanggulangan bencana harus dilakukan sinergis antara masyarakat, pemerintah dan swasta,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif