Jatim
Jumat, 29 April 2016 - 15:05 WIB

BENCANA PONOROGO : Begini Pemetaan Wilayah Rawan Bencana di Ponorogo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi tanah merekah akibat pergerakan tanah di Desa Talun, Kecamatan Ngebel, Ponorogo. (Abdul Jalil/JIBI/Madiunpos.com)

Bencana Ponorogo, hampir seluruh wilayah di Ponorogo rawan bencana alam.

Madiunpos.com, PONOROGO — Hampir seluruh wilayah kecamatan di Kabupaten Ponorogo berpotensi mengalami bencana alam mulai dari tanah longsor, banjir, hingga puting beliung.

Advertisement

Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo, Karyono Rubeda, mengatakan potensi bencana di setiap kecamatan berbeda-beda, tergantung kondisi alam wilayah itu.

Dalam pemetaan wilayah rawan bencana yang dilakukan BPBD, kata dia, bencana alam berupa tanah longsor rawan terjadi di Ponorogo bagian selatan dan timur seperti Kecamatan Sawoo, Pudak, Pulung, Ngrayun, Slahung, Ngebel, Sokoo, Balong, dan Badekan.

Rubeda menyampaikan wilayah-wilayah tersebut berada di daerah pegunungan dan perbukitan. Selain itu, kondisi tanah beberapa kecamatan labil sehingga sering terjadi tanah gerak hingga tanah longsor.

Advertisement

“Seperti bencana alam yang hingga kini terus terjadi di Slahung dan Ngebel, yang tanahnya terus bergerak. Itu merupakan daerah rawan bencana tanah longsor,” kata dia kepada Madiunpos.com, Kamis (28/4/2016).

Sedangkan untuk bencana banjir, kata dia, rawan terjadi di wilayah Kecamatan Ponorogo, Kecamatan Jetis, Mlarak, Sawoo, Sambit, dan Badekan. Potensi banjir ini disebabkan curah hujan tinggi sehingga sungai tidak mampu menampung air dan meluber ke daerah lebih rendah.

Menurut Rubeda, banjir di Ponorogo tidak pernah lama dan begitu hujan reda biasanya banjir langsung surut. Namun, bencana banjir ini justru merusak infrastruktur bangunan dan fasilitas umum seperti jalan, jembatan, dan talut sungai.

Advertisement

“Awal tahun ini saja, sudah ada beberapa jembatan yang roboh dan sejumlah jalan yang rusak dan berlubang. Ini karena arus air sangat tinggi,” jelas dia.

Sedangkan untuk bencana puting beliung biasanya terjadi di Ponorogo bagian barat seperti Badekan, Kauman, Sukorejo, Sampung, dan Babadan. Ia mengatakan puting peliung ini bisa terjadi pada musim kemarau juga musim penghujan.

“Untuk itu, pada saat musim penghujan seperti saat ini, kami mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di wilayah rawan bencana untuk tetap waspada dan segera mencari bantuan ketika ada pergerakan alam,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif