Jogja
Kamis, 28 April 2016 - 01:20 WIB

PENELITIAN WOLBACHIA : Proyek Wolbachia di DIY, Ini Hasilnya

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk penyebar DBD (JIBI/dok)

Penelitian Wolbachia di sejumlah daerah di DIY menunjukkan hasilnya positif untuk penanggulangan demam berdarah dengue

Harianjogja.com, SLEMAN – Ketua Tim Eliminate Dengue Project (EDP) Jogja Prof. Adi Utarini menyebutkan, dari hasil pemantauan proyek penanggulangan demam berdarah dengue dengan Wolbachia yang dimulai sejak 2014, terlihat hasil positif bahwa keberadaan nyamuk Aedes Aegypti ber-Wolbachia mampu menurunkan jumlah kasus DBD di lokasi penelitian.

Advertisement

Misalnya saja di Dusun Kronggahan, Kabupaten Sleman, diketahui nyamuk ber-Wolbachia mampu bertahan di lokasi penelitian setelah dilepas selama dua tahun, hanya dengan dilakukan intervensi satu kali selama satu periode, nyamuk ini terus berkembang biak.

Selama dua tahun, tercatat sebuah perubahan di wilayah tersebut. Pada Januari 2014 diketahui ada sembilan kasus DBD, pada Januari 2015 ada tiga kasus, sedangkan pada Januari 2016 tercatat hanya ada dua kasus DBD. Dari hasil ini, Adi menyimpulkan hasil penelitian sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh tim.

Untuk lokasi penelitian di Dusun Jomblangan dan Dusun Singosaren, Kabupaten Bantul, dengan tindakan peletakkan telur selama lima bulan. Pada 2015 terdapat sepuluh kasus DBD, namun pada 2016 hingga hari ini tercatat ada satu kasus saja.

Advertisement

“Kami berharap penelitian ini bisa dimanfaatkan di masa mendatang untuk bisa benar-benar mengurangi kasus DBD. Saat ini kami sedang mengembangkan untuk penerapan proyek nyamuk ini di Kota Jogja, dimulai rentang 2016 hingga 2019, kami berharap dapat menurunkan jumlah kasus DBD di Kota Jogja yang sudah tercatat 943 kasus,” ujarnya.

Sebelumnya, tim peneliti Eliminate Dengue Project (EDP) UGM mengembangkan bakteri Wolbachia untuk mengurangi penularan virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Bakteri alami bernama Wolbachia tersebut ternyata terbukti membuat nyamuk Aedes Aegypti tidak dapat menyebarkan virus DBD. Teknologi ini bahkan telah diakui badan kesehatan internasional WHO.

Advertisement

EDP UGM dengan metode tersebut telah menpraktekkannya di Indonesia, khususnya DIY bahkan telah sampai tahap uji coba. Lokasi sasaran uji coba dilakukan dengan melepas nyamuk ber-Wolbachia di Kronggahan dan Nogotirto, Mlati, Sleman pada Januari 2014 lalu.

Sasaran selanjutnya ialah Kabupaten Bantul, tepatnya di Dusun Jomblangan dan Singosaren dengan pelepasan dalam bentuk telur-telur dari nyamuk ber-Wolbachia pada 19 November 2014 lalu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif