Kisah inspiratif kali ini melibatkan dua mahasiswa asal Amerika Serikat yang sukses mengembangkan sarung tangan khusus.
Solopos.com, SOLO — Kisah inspiratif kali ini tentang dua mahasiswa Universitas Washington, Amerika Serikat, Thomas Pryor dan Navid Azod, yang menemukan sarung tangan pintar untuk tunarungu.
Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Kamis (28/4/2016), dengan sarung tangan itu pengguna tunarungu bisa berkomunikasi secara lancar bersama orang yang normal atau yang tidak mengetahui bahasa isyarat,
Thomas Pryor dan Navid Azod sukses membikin inovasi teknologi sarung tangan pintar yang bisa menerjemahkan bahasa isyarat menjadi bahasa yang sering diucapkan orang-orang biasa bukan berkebutuhan khusus.
Menurut Navid Azod dalam video yang diunggah ke Youtube, penderita tunarungu tak perlu berkecil hati atau kesulitan dalam berkomunikasi. Dengan sarung tangan pintar yang dikembangkannya, penderita tunarungu sekarang bisa berkomunasi secara maksimal.
Azodi mengetahui penderita tunarungu menggunakan bahasa isyarat saat berkomunikasi. Banyak yang tidak paham dengan bahasa isyarat. Meski begitu sekarang dengan inovasi teknologi sarung tangan unik yang dibuatnya kendala itu bisa teratasi.
Mengetahui kondisi itu Thomas Pryor dan Navid Azod mengembangkan inovasi teknologi sarung tangan yang dibekali sensor tertentu. Sensor yang ditanam di sarung tangan itu untuk memberi informasi dan maksud gerakan dari bahasa isyarat.
Informasi yang didapat sensor sarung tangan itu lalu dihubungkan ke komputer yang dibekali Bluetooth yang akan diterjemahkan untuk dimengerti pengguna dan lawan bicara. Saat ini sarung tangan pintar itu hanya bisa terhubung dengan komputer. Dalam perkembangannya nanti, dua mahasiswa jenius itu akan mengembangkannya agar terhubung smartphone. https://www.youtube.com/watch?v=l01sdzJHCCM.