Jatim
Kamis, 28 April 2016 - 21:05 WIB

FENOMENA ALAM BOJONEGORO : BPBD Bojonegoro Siap Tangani Dampak Semburan Lumpur di Jari, Tapi...

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengunjung menerobos garis polisi yang dipasang di semburan air bercampur lumpur di Desa Jari, Gondang, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Minggu (10/4/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Aguk Sudarmojo)

Fenomena alam Bojonegoro berupa semburan lumpur di Jari menimbulkan dampak bagi wilayah setempat.

Madiunpos.com, BOJONEGORO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, Jawa Timur, tak bisa langsung menangani dampak semburan lumpur bercampur air dan gas di Desa Jari, Kecamatan Gondang.

Advertisement

“Kami tidak bisa langsung menangani dampak semburan Jari, karena lokasinya di tanah kawasan hutan Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bojonegoro,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Kamis (28/4/2016).

Menurut dia, lokasi kawasan semburan di Jari merupakan lahan persil Perhutani, yang dikerjakan warga di desa setempat. “Tanah lokasi semburan bukan milik warga,” ucap dia.

Kendati demikian, Sukirno menyatakan pihaknya siap membantu menangani dampak semburan lumpur di Jari kalau memang ada permintaan KPH Bojonegoro, desa, atau kecamatan setempat.

Advertisement

Dia menambahkan dampak yang perlu ditangani yaitu lumpur yang keluar dari semburan yang masuk ke Kali Keramat, karena airnya dimanfaatkan untuk areal pertanian.

Kasi Trantib dan Linmas Kecamatan Gondang, Bojonegoro, Eko Wage, menjelaskan semburan di Jari, yang semula airnya sudah jernih, kembali keruh, disebabkan hujan yang terjadi di kawasan setempat.

Sesuai data terakhir, lanjut dia, di lokasi semburan terdapat sedikitnya lima lokasi yang mengeluarkan gelembung gas cukup besar.

Advertisement

“Air di sepanjang Kali Keramat keruh, tapi setelah itu jernih, sebab di pertemuan dengan Kali Senganten, debit airnya besar dan jernih,” papar dia. Saat ini, ia memperkirakan debit semburan di Jari, berupa air bercampur lumpur 0,5-1 liter per detik.

Sementara itu, peneliti Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, Jatmika Setiawan, menjelaskan penanganan semburan Jari bisa dilakukan dengan memisahkan air yang keluar dengan mengalirkan tersendiri, agar tidak masuk ke kolam gas.

Selain itu, lanjut dia, di lokasi semburan diberi trucuk bambu untuk mengamankan agar tanah tidak ambles. “Kalau dikelola lokasi setempat bisa menjadi objek wisata api abadi ke-2 di Bojonegoro, setelah Kahyangan Api di Kecamatan Ngasem, karena gas yang keluar bisa dinyalakan,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, semburan lumpur bercampur air di Desa Jari diketahui warga pada 7 April 2016, yang sebelumnya didahului dengan gempa dengan kekuatan  2,5-4 Skala Richter.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif