Jogja
Kamis, 28 April 2016 - 10:55 WIB

EMBUNG DI GUNUNGKIDUL : Dalam Setahun, Embung Gunung Panggung Diperbaiki 3 Kali

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Embung Gunung Panggung, Desa Tambakromo, Ponjong, Rabu (27/4/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Embung di Gunungkidul, Embung Gunung Panggung dalam setahun dilakukan tiga kali perbaikan karena bocor

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Keberadaan Gunung Panggung di Desa Tambakromo, Kecamatan Ponjong tidak berfungsi sesuai harapan. Bahkan dalam kurun waktu setahun, embung yang terletak di atas bukit ini sudah dilakukan proses perbaikan di lapisan geomembran sebanyak tiga kali.

Advertisement

Bukti tidak berfungsinya embung dapat dilihat dari debit air di dalamnya. Musim hujan yang  mengguyur sejak akhir tahun lalu hingga sekarang ternyata tidak bisa mengisi embung. Diduga kuat hal itu terjadi karena banyaknya kebocoran di lapisan geomembran yang berfungsi sebagai bak penahan air.

Menurut pengakuan warga sekitar, kebocoran lapisan itu jumlahnya mencapai ratusan titik. Bahkan sejak selesai dibangun di tahun lalu, sudah tiga kali dilakukan penambalan geomembran. “Airnya tidak ada, Mas,” kata Narni, pemilik warung yang berada di kaki bukit Gunung Panggung kepada Harianjogja.com, Rabu (27/4/2016).

Dia mengaku tidak tahu persis penyebab lapisan penahan air seringkali bocor. Namun menurut Narni berdasarkan cerita dari pekerja yang melakukan penambalan, kondisi itu terjadi karena kondisi dasaran embung tidak rata sehingga membuat lapisan geomembran banyak yang bocor.

Advertisement

“Jumlahnya sudah mencapai ratusan. Jadi tidak heran kalau mebung tidak pernah penuh terisi air, meski musim hujan sudah mulai berakhir,” ujarnya.

Dia pun berharap agar kerusakan itu dapat diperbaiki. Sebab dari sisi potensi keberadaan embung memiliki manfaat yang luas. Selain untuk irigasi bagi petani saat musim kemarau, lokasi itu juga bisa dijadikan sebagai tempat wisata. “Sayang kalau hanya dibiarkan saja, karena bisa menjadi bangungan mangkrak,” katanya.

Hal senada diungkapkan oleh Gito, warga Dusun Jelok, Desa Pundungsari, Kecamatan Semin. Menurut dia, lokasi embung sangat indah karena dari atas bisa melihat panorama alam lengkap dengan keberadaan Waduk Gajah Mungkur di sisi timur. “Harus dirawat sehingga bisa berfungsi normal,” katanya.

Advertisement

Dia pun menyakini, apabila embung dapat difungsikan dengan baik maka manfaatnya akan dirasakan warga sekitar. Bagi petani, air di embung bisa dimanfaatkan untuk irigasi saat kemarau. “Tapi kalau kosong jelas tidak bisa dialirkan ke lahan milik warga,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif