Soloraya
Kamis, 28 April 2016 - 08:30 WIB

DEMAM BERDARAH KARANGANYAR : DBD Merebak, 100 Rumah Warga Blembem Diasapi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Puskesmas Gondangrejo, Karanganyar, mengasapi lingkungan Dusun Blembem, Plesungan, Rabu (27/4/2016) pagi. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Demam berdarah dengue (DBD) Karanganyar merebak di Dusun Blembem, Plesungan, Gondangrejo.

Solopos.com,KARANGANYAR – Serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Dusun Blembem, Plesungan, Gondangrejo, Karanganyar, tak kunjung rampung.

Advertisement

Seorang warga setempat, istri dari Ketua RT 001/RW 001 Blembem, Rudwanto, dilaporkan dilarikan ke RS dr. Oen Kandang Sapi, Jebres, Solo, Selasa (26/4/2016). Yang bersangkutan mengalami penurunan trombosit seperti gejala serangan DBD.

Informasi tersebut diperoleh solopos.com dari Pemegang Program Pengendalian Penyakit Menular Puskesmas Gondangrejo, Ikhsan Tohari, saat ditemui di sela kegiatan pengasapan Dusun Blembem, Rabu (27/4/2016) pagi.

Advertisement

Informasi tersebut diperoleh solopos.com dari Pemegang Program Pengendalian Penyakit Menular Puskesmas Gondangrejo, Ikhsan Tohari, saat ditemui di sela kegiatan pengasapan Dusun Blembem, Rabu (27/4/2016) pagi.

“Total warga Blembem yang terkena DBD bulan ini enam orang. Tiga orang sudah pulang, yang tiga orang masih dirawat di RS. Dua dari tiga orang yang masih dirawat adalah bayi berumur enam bulan dan delapan bulan,” kata dia.

Beruntung kondisi kesehatan dua bayi mulai membaik. Ikhsan berharap seluruh penderita DBD asal Blembem segera dibolehkan pulang. “Mudah-mudahan kondisi mereka baik-baik saja dan boleh segera pulang,” ujar dia.

Advertisement

Saat pengasapan berlangsung, warga diminta keluar rumah. “Idealnya rumah ditutup dan dibiarkan 30 menit setelah diasapi. Sembari menunggu proses itu, warga kami minta di luar rumah, biar tak sesak nafas,” tutur dia.

Ikhsan menerangkan pengasapan merupakan langkah terakhir dari penanganan penyakit DBD di Blembem. Pengasapan dilakukan menyusul banyaknya jentik nyamuk di tempat-tempat penampungan air warga.

“Hasil pemantauan jentik kemarin [Selasa] sekitar 80 persen ada jentik nyamuknya. Selain itu sudah banyak warga menjadi korban. Mudah-mudahan dengan pengasapan ini tidak terjadi lagi jatuh korban,” imbuh dia.

Advertisement

Warga RT 003/RW 001 Blembem, Marto Rejono, 87, saat diwawacara solopos.com, mengaku prihatin dengan banyaknya tetangga dia yang terkena DBD. Dia tidak tahu persis dari mana sumber penyakit mematikan itu.

“Kalau bak mandi dan tandon air saya sudah rutin saya kuras, saya bersihkan. Tapi kalau punya warga yang lain tidak tahu ya. Penyakit DBD itu sepertinya katutan dari daerah Sibela [Mojosongo],” tutur Marto Rejono.

Sedangkan Camat Gondangrejo, Bambang Tri Hastaryo, mengatakan wilayahnya merupakan daerah endemis DBD. Dia meminta masyarakat bersama perangkat desa, dan petugas Puskesmas memerangi DBD.

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif