Soloraya
Rabu, 27 April 2016 - 20:15 WIB

RUTAN SOLO : Keamanan Rutan Solo Berisiko Tinggi, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/dok)

Rutan Solo masuk kategori berisiko tinggi dalam sistem keamanan para napi.

Solopos.com, SOLO–Jumlah tahanan dan narapidana di rumah tahanan (Rutan) Kelas I Solo over load hingga 300%. Kondisi ini dinilai cukup berisiko tinggi bagi keamanan dan kenyamanan para penghuninya, tak terkecuali para petugas rutan.

Advertisement

Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan (KPR) Kelas I Solo, Urip Dharma Yoga, mengungkapkan kondisi Rutan Solo saat ini sangat berisiko tinggi, khususnya pada keamanan dan kenyamanannya. Sebab, jumlah penghuninya sudah over load hingga melebihi batas ambang kewajaran. “Jumlah penghuninya saat ini mencapai 565 orang. Padahal idealnya adalah 193 orang,” paparnya saat ditemui Solopos.com di ruang kerjanya, Rabu (27/4/2016).

Urip mengakui saat ini sejumlah petugas Rutan merasa waswas atas keamanan. Rasa waswas itu menyusul terjadinya kerusuhan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Banceuy, Jawa Barat. “Setiap kali kami melihat para tahanan dan napi bergerombol, kami selalu deg-degan. Kami seperti merasakan trauma,” ujar Urip.

Selain itu, sambungnya, rasa waswas petugas juga muncul setelah melihat situasi psikologis para warga binaan terkini menyusul ketatnya remisi. Diakui Urip, banyak warga binaan yang emosinya labil dan frustasi atas munculnya Peraturan Pemerintah (PP) No.99/ 2012 tentang perubahan kedua atas PP No.32/ 1999 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan.

Advertisement

“Warga binaan merasa putus asa, ngapaian susah-susah berkelakuan baik di dalam rutan toh tak dapat remisi. Nah, hal ini banyak yang membuat warga binaan frustasi,” paparnya.

Kondisi ini, lanjutnya, jika diteruskan-teruskan bisa berpotensi menjadi bom waktu. Warga binaan yang frustasi bisa bertindak nekat. Dan tentu saja, petugas tak bisa berbuat banyak menghadapi frustasi massal ini. “Apalagi, jumlah petugas keamanan tak sebanding dengan jumlah warga binaan,” paparnya.

Saat ini, Urip sudah memerintahkan kepada anak buahnya agar menggiatkan kembali pengamanan persuasif saat patroli. Pengamanan yang dimaksudkan ialah dengan memakai pendekatan hati, senyum, sapa, dan mengajak warga binaan berbincang santai saat mereka berkumpul-kumpul. “Saat ini petugas kami giatkan agar terjun ke bawah dan memakai pendekatan dari hati ke hati. Kalau ada warga binaan mulai bergerombol, datangi dan ajak guyonan agar cair dan tak demo,” paparnya.

Advertisement

Risiko terburuk lainnya yang tak diharapkan Urip ialah jika terjadi aksi pengrusakan Rutan. Urip mengatakan Rutan Solo termasuk bangunan kuno dan terdaftar sebagai cagar budaya. Banyak bahan bangunannya yang memakai bahan dasar kayu. Bahkan plafonnya juga banyak terbuat dari kayu. “Kondisi Rutan ini sangat berisiko tinggi terjadi pengrusakan, dan dan bahan-bahannya mudah terbakar. Plafonnya saja masih dari kayu,” paparnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif