Jogja
Rabu, 27 April 2016 - 02:50 WIB

PERTANIAN : Hama Keong Serang Area Persawahan

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hama keong

Untuk menghilangkan hama tersebut, untuk sementara petani menguras air sawah agar keong-keong itu mati. Lama pengeringan sawah umumnya dilakukan selama empat hari.

 
Harianjogja.com, SLEMAN– Petani di Koroulon Kidul, Bimomartani, Ngemplak resah. Pasalnya selama sepekan terakhir mereka disibukkan dengan serangan hama keong di area pesawahannya.
Salah satu pemilik sawah, Sukamto, 58 menjelaskan, setiap hari para petani mengumpulkan satu ember ukuran sedang. Jumlahnya bisa mencapai ratusan keong. Hal itu dilakukan agar hama tersebut tidak merusak tanaman padi. “Ini jenis keong hitam yang mampu merusak tanaman padi yang berumur satu minggu. Kalau dibiarkan, satu tanaman padi bisa habis dimakan keong,” keluh Sukamto, Selasa (26/4/2016).
Sukamto menambahkan, hama keong menyerang padi yang masih tergenangi air. Hewan tersebut menempel pada batang padi, kemudian memakannya. Hal itu membuat tanaman padi rusak. Untuk menghilangkan hama tersebut, untuk sementara petani menguras air sawah agar keong-keong itu mati. Lama pengeringan sawah umumnya dilakukan selama empat hari. “Kalau keong yang ditangkap, ditebar di jalanan, biar mati terlindas ban-ban truk yang lewat,” ujar Sukamto.

Advertisement

Terpisah, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Perikanan dan Kehutanan (DPPK) Sleman, Edy Sri Harmanta menjelaskan, hama keong bisa muncul karena dua faktor. “Keong muncul di lokasi yang sudah ada populasinya. Keong bisa juga dari tempat lain muncul karena terbawa air irigasi. Wilayah yang terserang keong biasanya lahan yang selalu tergenang air,” terangnya.
Untuk mengendalikan serangan hama tersebut, petani bisa membuat saluran air di petakan sawah. Lahan sawah kemudian dikeringkan agar keong-keong mengumpul disaluran. Jika sudah terkumpul, petani tinggal mengambil keong-keong tersebut. “Hama keong bisa terjadi sepanjang tahun selama ada genangan air yang tidak dapat dikeringkan,” katanya.
Selain upaya di atas, kata Edy, petani juga bisa melakukan pengeringan lahan kemudian lahan tersebut ditebari sekam padi secara merata. Dengan begitu, keong akan mencengkram sekam padi tersebut hingga mati. Cara seperti itu, katanya, dilakukan petani di wilayah Prambanan. “Kalau lendir keong keluar terus sampai habis, ia akan mati dengan sendirinya,” tandasnya.
Sementara, Kepala DPPK Sleman, Widi Sutikno menuturkan, Bidang Pertanian akan melakukan pengendalian serangan hama keong tersebut menggunakan pestisida hayati. Menurutnya, serangan keong saat ini masih belum pada tahap mengkhawatirkan. “Umumnya hama ini menyerang tanaman yang masih muda. Tapi populasinya tidak terlalu banyak,” papar Widi.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif