Jogja
Rabu, 27 April 2016 - 06:55 WIB

PDAM GUNUNGKIDUL : Pasang 1.500 SR Baru, Tirta Handayani Jadi 12 PDAM Terbaik di Indonesia

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

PDAM Gunungkidul Digelontor Hibah Rp10,5 Miliar

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Handayani kembali memperoleh dana hibah Rp3,5 miliar dari Pemerintah Pusat. Hibah ini diberikan untuk program sambungan rumah baru bagi warga berpenghasilan rendah (MBR) di Gunungkidul.

Advertisement

Keberhasilan memasang 1.500 sambungan rumah (SR) baru membuat PDAM Tirta Handayani masuk dalam 12 terbaik PDAM di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari kecepatan dan ketepatan dalam pemasangan. Selain itu upaya pembentukan payung hukum untuk penyertaan modal juga mendapatkan apresiasi dari pemerintah pusat.

“Kita harus selektif karena dalam pemasangan harus disesuaikan dengan aturan yang ada,” katanya, Selasa (26/4/2016)

Dia mengatakan, antusiasme warga untuk mendapatkan SR baru sangat tinggi. Sebagai buktinya, dari kuota pemasangan 1.166 yang dijanjikan, pendaftar mencapai 2.000 pemohon.

Advertisement

“Untuk tahun ini, target pemasangan bisa lebih cepat dan mudah-mudahan akhir Agustus semua sudah terpasang,” katanya.

Dia menjelaskan, hibah selama tiga tahun ini diberikan guna menyukseskan program pemerataan kebutuhan air bersih dari pemerintah pusat. Adapun sasaran yang dituju adalah untuk keluarga yang kurang mampu.

“Tahun lalu kami sudah memasang 1.500 SR untuk keluarga kurang mampu. Sebagai gantinya, kami memeroleh hibah Rp3,5 miliar yang rencananya digunakan untuk perluasan jaringan perpipaan di Tepus dan Rongkop,” ungkapnya.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gunungkidul Syarief Armunanto siap menyukseskan program pemenuhan kebutuhan air bersih yang dicanangkan pemerintah. Di 2019 mendatang ditargetkan seluruh masyarakat dapat pelayanan air bersih.

Dia menjelaskan, untuk pemenuhan kebutuhan air di Gunungkidul akan dilakukan dengan dua cara. Pertama pemenuhan dilakukan dengan sistem perpipaan melalui jaringan PDAM dan Spamdes. Untuk cara yang kedua, pelayanan sistem non perpipaan dengan jalan penyaluran air bersih.

“Dua model itu yang kita kembangkan, karena juga melihat kondisi geografis di Gunungkidul,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif