Jatim
Rabu, 27 April 2016 - 05:05 WIB

BENCANA BOJONEGORO : BPBD Latih Perangkat Desa Tanggulangi Bencana

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Diklat (SOLOPOS/Oriza Vilosa)

Bencana Bojonegoro menjadi kewaspadaan bagi BPBD dan masyarakat setempat.

Madiunpos.com, BOJONEGORO – Perangkat desa di Kabupaten Bojonegoro diikutsertakan dalam pelatihan penanggulangan bencana yang diselenggarakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.

Advertisement

Kegiatan itu merupakan salah satu upaya membangun jaringan penanggulangan bencana hingga tingkat desa. “Pelatihan bencana bagi perangkat desa sudah berjalan sejak 8 April lalu hingga akhir Mei,” kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro, Sukirno, di Bojonegoro, Senin (25/4/2016).

Menurut dia, perangkat desa di 419 desa di daerahnya selama ini belum ada yang memperoleh pelatihan bencana, sehingga dalam melakukan penanganan kejadian bencana, hanya mengandalkan BPBD.

“Kalau ada perangkat desa yang memahami penanggulangan bencana, maka penanggulangan berbagai macam bencana yang terjadi di desa, bisa dilakukan lebih cepat,” beber Sukirno.

Advertisement

Ia menyebutkan sebanyak 56 perangkat desa dari Kecamatan Magomulyo, Ngraho, Tambakrejo, dan Padangan, mengikuti pelatihan bencana pada 25 April 2016.

BPBD memberikan materi pelatihan yaitu kebijakan umum penanggulangan bencana, pelaksanaan penanggulangan bencana, keamanan dan ketertiban ketika terjadi bencana.

Selain itu, lanjut dia, juga materi tentang penanggulangan bencana berbasis masyarakat dan tata cara membuka dapur umum. Materi pelatihan itu, juga disampaikan kepada perangkat desa di daerahnya, yang sebelumnya sudah mengikuti pelatihan bencana.

Advertisement

“Semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam penanggulangan bencana, semakin baik, karena dampak bencana bisa semakin dikurangi,” tambah Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo.

BPBD, kata dia, juga memberikan pelatihan penanggulangan bencana kepada mahasiswa sejumlah perguruan tinggi di daerahnya, antara lain, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes).

Bahkan, lanjut dia, mahasiswa Stikes juga langsung melakukan praktik penanggulangan bencana banjir di lokasi Bengawan Solo, mulai penanganan pengungsi yang sakit, sampai membuka posko kesehatan.

Ia menambahkan bencana di daerahnya yang menjadi perhatian antara lain, banjir luapan Bengawan Solo, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, dan kekeringan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif