Soloraya
Selasa, 26 April 2016 - 05:30 WIB

TRANSPORTASI SOLO : Jalur KA Bandara-Balapan Paling Realistis Diwujudkan

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi rel di Solo (Reza Fitriyanto/JIBI/Solopos)

Transportasi Solo, Pemkot Solo mendukung rencana jalur KA Bandara-Balapan.

Solopos.com, SOLO–Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mendukung rencana pembuatan jalur integrasi antara Bandara Adi Soemarmo dengan Stasiun Kereta Api (KA). Untuk mewujudkan jalur itu paling realistis menggunakan jalur bandara-Stasiun Balapan dibandingkan Bandara-Stasiun Purwosari.

Advertisement

Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo, mengatakan rencana pembuatan jalur terintegrasi masih dalam tahapan pembicaraan dengan pihak terkait. Jalur kereta jika dilewatkan di Stasiun Purwosari relnya masih ada dan minim biaya pembebasan lahan. Karena jalur bisa melalui tengah median jalan. Namun jalur hanya bisa sampai ke kawasan Kleco di perbatasan antara Solo dengan Sukoharjo. Setelah itu, rel kereta sudah tidak ada.

“Jalur kereta menuju ke bandara lebih bagus melalui Stasiun Balapan ke Terminal Tirtonadi kemudian disambungkan ke jalur kereta menuju jalan Solo-Semarang relnya masih bagus,” ujar Rudy kepada wartawan di Balai Kota, Senin (25/4/2016).

Rudy mengatakan rute Stasiun Balapan ke Terminal Tirtonadi, jalur KA dapat langsung menuju Bandara Adi Soemarmo melalui median jalan. Jalur KA harus lewat atas karena di Solo sudah tidak memungkinkan apabila melalui jalur bawah.

Advertisement

“Mewujudkan jalur integrasi harus biacara realistis. Kami mengusulkan kepada pusat seperti itu,” kata dia.

Pemkot, kata dia, mendukung penuh pembuatan jalur jalur integrasi bandara-stasiun. Kalau jalar itu dapat diwujudkan dapat membuat stasiun dan bandara semakin ramai didatangi pengunjung dari luar kota.

Rudy mengakui tidak ada transportasi selain kereta untuk dapat mewujudkan jalur integrasi bandara-stasiun. Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah pengusaha taksi yang melayani jalur itu tetapi tidak mampu meningkatkan jumlah penumpang di bandara khususnya. Selain itu kebaradaan BST juga belum mampu menjadi solusi.

Advertisement

“Penumpang BST yang ingin diantarkan menuju ke bandara masih sedikit. Penumpang lebih memilih menggunakan mobil pribadi untuk menuju ke bandara atau pun di stasiun sehingga kurang efesien,” kata dia.

Pemkot, kata dia, tidak bisa menghentikan BST begitu saja karena dapat melanggar Undang Undang Nomor 22/2009 tentang Penyiapkan Transportasi Publik Yang Nyaman. Artinya, meskipun BST kurang diminati pemkot tetap akan terus mengoperasikan. Hal itu berkaitan dengan hak asasi manusia (HAM).

Sementara itu, Pengamat transportasi Universitas Katholik (Unika) Soegijapranata Semarang, Djoko Setijowarno, mengatakan pembuatan jalur integrasi antara Bandara Adi Soemarmo dengan Stasiun Kereta Api (KA) Balapan Solo sudah dikaji sejak tiga sampai empat tahun lalu. Rel kereta api jalur kereta dari Stasiun Purwosari-Sukoharjo masih ada sehingga bisa dimanfaatkan kembali.

“Opsi lain melalui Stasiun Balapan menuju ke jalur kereta Solo-Semarang, rel kereta apinya masih ada dan layak untuk digunakan,” kata dia. Ia memprediksi rencana pembuatan jalur integrasi itu baru bisa direalisasikan lima tahun mendatang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif