Jatim
Selasa, 26 April 2016 - 01:05 WIB

PERTANIAN JATIM : Produksi Cabai Jatim Tumbuh 30%, Harga Turun

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani cabai (Asih Prambudi/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Jatim yakni budidaya cabai memasuki panen raya pada April-Mei 2016.

Madiunpos.com, SURABAYA – Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Jawa Timur mencatat produksi cabai di Jatim pada musim panen raya April-Mei ini bakal tumbuh 20%-30% dibandingkan panen sebelumnya.

Advertisement

Ketua AACI jatim, Sukoco mengatakan peningkatan produksi terjadi lantaran adanya upaya perluasan areal tanam. Langkah tersebut pun berdampak pada penurunan harga cabai di sejumlah wilayah.

Adapun harga rawit merah pada pekan ini Rp10.000-Rp11.000/kg atau turun dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp20.000/kg. Sedangkan harga cabai merah besar Rp 18.000/kg atau meningkat dibandingkan harga sebelumnya Rp13.000/kg lantaran produksinya menurun.

“Melihat kondisi harga pada awal panen ini, diperkirakan harga rawit merah berpotensi turun terus karena adanya perluasan lahan tanam yang dilakukan pada akhir tahun lalu sampai Januari ini,” kata dia, Kamis (21/4/2016).

Advertisement

Dia memperkirakan puncak panen cabai di Jatim berlangsung pada Mei-Juni 2016. Pada panen April ini, panen cabai sudah terjadi di wilayah sentra cabai seperti Mojokerto, Tuban, Lamongan dan Madura.

Selain itu, lanjutnya, pada tanaman cabai tahun ini tidak ada pengaruh yang signifikan meski terjadi musim penghujan, termasuk sempat ada serangan hama pengganggu tanaman.

Sukoco mengatakan melimpahnya panen cabai kali ini dibutuhkan peran pemerintah terutama dalam hal penyerapan produksi cabai agar harga cabai bisa stabil dan tidak turun tajam. Penyerapan perlu dilakukan ketika harga cabai sudah mencapai di bawah Rp8.000/kg.

Advertisement

“Kami berharap pemerintah bisa menugaskan Bulog untuk menyerap cabai apabila terjadi penurunan harga yang tajam. Karena kalau harga sudah jatuh maka akan sulit naik lagi. Namun harga sekarang ini cukup stabil ” imbuh dia.

Selain meminta Bulog untuk menyerap produksi cabai, kata dia, saat ini petani cabai mengandalkan pemerintah provinsi luar Jatim seperti Kalimantan dan Jakarta sebagai pasar utama cabai Jatim.

“Penyerapan di luar pulau Jawa cukup bagus. Permintaannya terus naik, jadi produksi yang tinggi ini bisa tertolong,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif