Jogja
Selasa, 26 April 2016 - 07:21 WIB

PERTANIAN GUNUNGKIDUL : 29 Tahun Tanam Kakao, Tahun Ini Mulai Olah Jadi Makanan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sudiyono saat menunjukan salah satu makanan berbahan baku kakau yang ada di Desa Nglanggeran, Patuk. Minggu (24/4/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Pertanian Gunungkidul, budidaya kakao dikembangkan.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Petani di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk mengembangkan panganan berbahan baku kakao, mulai dari cocomik, permen hingga dodol coklat. Inovasi ini merupakan hal yang baru, karena selama 29 tahun melakukan budidaya baru tahun ini melakukan pengembangan olahan makanan dari kakao.

Advertisement

Pengurus kakao di Desa Nglanggeran, Sudiyono menjelaskan, luasan tanaman kakao di Desa Nglanggeran mencapai 65 hektare. Untuk hasil panen sudah lumayan baik, tapi dengan keberadaan sentra PTP, petani tidak lagi menjual barang secara mentah, tapi sudah mulai membuat makanan olahan berbahan kakao.

“Kami sudah 29 tahun menanam kakao, tapi baru tahun ini mulai mengembangkan menjadi olahan makanan. Ke depannya kami memiliki target produksi permen coklat, dodol coklat atau pisang salut yang dibuat bisa dipasarkan ke luar daerah. untuk itu, kami punya tugas berat selain mempertahankan kualitas yang dihasilkan, juga harus mempromosikan seluruh produk yang dimiliki,” katanya.

Sementara itu, salah seorang wisatawan di Embung Nglanggeran, Andi Kristanto mengaku baru mengetahui kalau di sekitar embung memiliki produksi olahan makanan berbahan dasar coklat. Dia mengakui, awalnya sempat ragu untuk membeli tapi setelah merasakan ternyata hasil olahan coklat di Nglanggeran memiliki cita rasa yang khas dan berbeda dengan produk dari daerah lain.

Advertisement

“Enak rasanya dan saya beli beberapa produk untuk oleh-oleh orang di rumah,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif