Jogja
Selasa, 26 April 2016 - 02:40 WIB

KOMODITAS KEBUTUHAN MASYARAKAT : Harga Daging Sapi Stabil

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja)

Harga komoditas daging sapi di pasar tradisional masih bertahan di harga Rp120.000 per kg.

 

Advertisement

 

 

Harianjogja.com, JOGJA-Harga komoditas daging sapi di pasar tradisional masih bertahan di harga Rp120.000 per kg. Harga tersebut berlaku untuk daging kelas satu.

Advertisement

Pedagang daging sapi di Pasar Beringharjo Wal mengatakan, saat ini harga daging masih cenderung stabil. Belum ada tanda-tanda kenaikan harga. “Kalau mendekati lebaran nanti harganya naik,” kata Wal, Senin (25/4/2016).

Ia menjual daging kualitas satu dengan harga Rp120.000 per kg, kualitas dua Rp115.000 per kg, dan kualitas tiga Rp110.000. Ia mengaku tidak mengalami kesulitan setok untuk bahan pangan yang diolah untuk lauk pauk ini.

Dalam sehari, ia mampu menjual lebih dari 1 kuintal daging. “Kebetulan hari ini tadi ramai. Bisa terjual hampir dua kuintal,” imbuhnya. Selain karena banyak hajatan yang menggunakan sajian makanan dari daging sapi, kalangan rumah tangga juga banyak yang membeli daging sapi meski hanya dalam jumlah sedikit.

Advertisement

Wal memotong sapi sendiri di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan. Dirinya tidak mengalami kesulitan dalam mendapatkan sapi. “Setok masih aman. Tidak langka,” tandasnya.
Meski di tingkat pedagang mengaku pasokan masih aman, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan (BKPP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat adanya defisit pasokan daging sapi untuk DIY. Berdasarkan data pada tahun 2015 lalu dengan tanpa memperhitungkan ekspor dan impor, DIY minus daging sapi sebanyak 8.003 ton.

“Jika dilihat dari produksi sapi di DIY saja, DIY itu minus. Produksi daging sapi di DIY hanya 5.574 ton sementara konsumsi rumah tangganya 13.576 ton. Jadi kan kita masih minus,” kata Kepala Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan BKPP DIY Syam Arjayanti.

Ia mengatakan, sebenarnya daging sapi asal Gunungkidul cenderung lebih sehat dan berkualitas tinggi karena wilayah Gunungkidul merupakan daerah kering sehingga ternaknya tidak terserang penyakit.

Namun, menurutnya sapi Gunungkidul justru banyak yang dikirim ke luar daerah karena harga jualnya bisa tinggi. Sementara untuk menyukupi konsumsi rumah tangga DIY, para pedagang cenderung mendatangkan sapi dari luar daerah seperti Boyolali karena harganya yang relatif murah.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif