Jogja
Selasa, 26 April 2016 - 18:55 WIB

KEBAKARAN LAHAN : Jelang Musim Kemarau, Waspadai Kebakaran Lahan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kebakaran lahan di tebing Kali Opak. (JIBI/Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati)

Kebakaran lahan rawan terjadi di Bantul pada musim kemarau

Harianjogja.com, BANTUL- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul, mewaspadai terjadinya kebakaran lahan pekarangan maupun hutan di wilayah setempat memasuki pergantian musim dari penghujan ke kemarau ini.

Advertisement

Kepala BPBD Kabupaten Bantul Dwi Daryanto mengatakan, terkait dengan perubahan musim menurut data pada tahun kemarin sering terjadi kejadian dengan kebakaran lahan.

“Dampak dari musim kemarau tidak hanya kekeringan, namun karena terlalu panas serta faktor kelalaian manusia di lahan yang kering sangat mudah terbakar, bukan hanya lahan pemerintah saja namun juga lahan-lahan milik masyarakat,” katanya, Senin (25/4/2016).

Menurut Dwi, kebakaran lahan sering terjadi karena terpicu oleh ulah dan kebiasaan masyarakat yang sering membuang puntung rokok sembarangan dan juga kebiasaan masyarakat menyulut api sembarangan itu perlu diwaspadai agar tidak berdampak pada kerusakan lahan hingga mengakibatkan korban jiwa.

Advertisement

“Beberapa wilayah di Bantul yang sangat rawan kebakaran di antaranya di Mangunan dan Imogiri, didua wilayah tersebut karena lahan kering sangat berdekatan dengan jalan raya sehingga para pengendara yang sering membuang puntung rokok sembarangan, untuk itu mohon kesadarannya juga bagi para pengendara agar memperhatikan hal tersebut,” ujarnya.

Ia mengatakan, sebagai persiapan untuk mengantisipasi jika terjadi kebakaran lahan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengadakan pelatihan yaitu Bantuan Sukarelawan Pemadam Kebakaran (Balankar).

“Harapannya nanti diikuti oleh perwakilan setiap kecamatan di Bantul, minimal ada dua perwakilan. Dalam pelatihan tersebut mereka akan diajarkan dan dibekali untuk mengantisipasi sebelum terjadi kebakaran dengan demikian jika memang terjadi kebakaran mereka akan mengerti hal apa yang harus mereka lakukan,” katanya.

Advertisement

Kemudian Dwi mengatakan harapannya untuk tahun-tahun kedepan masing-masing kecamatan di Bantul harus memiliki wilayah menejemen kebakaran, dari 17 kecamatan harus memiliki setidaknya satu ditiap kecamatan.

“Meskipun itu dilakukan secara bertahap harapannya dapat segera mungkin terealisasi, karena cakupan lokasi dalam penanganan pemadaman kebakaran yang minimal membutuhkan waktu 15 menit sangat tidak mungkin jika hal tersebut jika tidak ditempatkan di setiap kecamatan,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif