Jogja
Senin, 25 April 2016 - 12:40 WIB

PROYEK JJLS : Dinilai Kurang Representatif, Pemkab Siap Ajukan Perubahan di Purwosari

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Bhekti Suryani)

Perubahan dilakukan untuk kelancaran dan kenyamanan arus lalu lintas, karena jalur yang ada saat ini masih didominasi tingkungan dengan tanjakan yang tajam.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, PURWOSARI – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan mengajukan perubahan Jalur Jalan Lintas Selatan yang berada di wilayah Desa Girijati, Kecamatan Purwosari. Perubahan dilakukan untuk kelancaran dan kenyamanan arus lalu lintas, karena jalur yang ada saat ini masih didominasi tingkungan dengan tanjakan yang tajam.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Gunungkidul Eddy Praptono mengatakan, wacana perubahan JJLS di Girijati masih dalam pembahasan. Pasalnya untuk mewujudkannya butuh koordinasi dan persetujuan dari Pemerintah DIY, selaku pelaksana program.

Advertisement

Eddy tidak memungkiri bahwa perubahan jalan itu tidak lepas dari perkembangan yang ada. Bahkan jika wacana ini disetujui maka pembangunan itu merupakan yang kedua kalinya, sebab jalur yang ada saat ini merupakan JJLS yang dibangun paling awal, di mana dulunya hanya mengikuti jalan desa yang sudah ada.

“Konsep sudah ada dan diperkirakan perubahan jalannya sepanjang 4-5 kilometer,” kata Eddy kepada awak media, Minggu (24/4).

Dia menjelaskan, pertimbangan untuk merubah jalur dikarenakan beberapa faktor. Salah satunya jalan sulit dilewati kendaraan besar karena jalur yang masih banyak tikungan yang berkelok dan dengan turunan yang curam dan tanjakan tajam. Padahal jika ditilik dari sisi kapasitas, jalan tersebut sudah memenuhi standar karena lebarnya mencapai 17 meter. “Kalau banyak tikungan dan jalan yang naik turun membuat kendaran besar sulit melintas,” paparnya.

Advertisement

Eddy pun mengakui, sesuai dengan kajian awal, upaya perubahan tidak akan berjalan mudah. Pasalnya kondisi jalur saat sekarang sudah banyak dipenuhi pemukiman warga. “Kendati demikian kami tetap akan berusaha, karena ini demi kepentingan bersama yang lebih besar,” ujar Eddy.

Perkembangan JJLS saat ini masih berupa upaya pembebasan lahan berupa pematokan tanak untuk pembangunan. Adapun upaya ini dilakukan mulai dari Planjan, Saptosari, menuju Tepus hingga Desa Jerukwudel, Girisubo. Dalam proses ini aka nada proses klarifikasi antara pemeritah dengan warga selaku pemilik lahan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif