Jatim
Senin, 25 April 2016 - 01:05 WIB

KASUS LEPTOSPIROSIS TULUNGAGUNG : 1 Warga Terkena Leptospirosis, Ini Imbauan Dinkes Tulungagung

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Kasus leptospirosis Tulungagung terjadi pada salah seorang warga di Buntaran, Rejotangan.

Madiunpos.com, TULUNGAGUNG – Satu warga Kabupaten Tulungagung terdeteksi menderita penyakit leptospirosis setelah mengalami demam tinggi disertai nyeri betis dan susah buang air kecil.

Advertisement

“Kasus ditemukan pada salah satu warga di Desa Buntaran, Kecamatan Rejotangan, beberapa waktu lalu,” kata Kabid Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Tulungagung, Triswati Samito, di Tulungagung, Sabtu (23/4/2016).

Triswati menyatakan kasus leptospirosis itu kali pertama teridentifikasi selama kurun Januari hingga April 2016. Namun ia tak menyebut nama penderita dan pasien tersebut.

Advertisement

Triswati menyatakan kasus leptospirosis itu kali pertama teridentifikasi selama kurun Januari hingga April 2016. Namun ia tak menyebut nama penderita dan pasien tersebut.

Triswati mengakui pada tahun-tahun sebelumnya selalu ditemukan kasus serupa meski dengan jumlah penderita yang bisa dihitung dengan jari.

“Leptospirosis jarang ditemukan. Tapi di Tulungung hampir setiap tahun ditemukan satu warga yang terserang penyakit ini,” ujar dia.

Advertisement

Hasilnya, kata dia, diperoleh informasi sekitar 20 hari sebelumnya, pasien diketahui pernah membunuh tikus yang ada di lingkungan tempat tinggalnya dengan cara dipukul.

“Saat memukul itulah diduga ada percikan darah tikus yang mengenai kulit tubuh hingga akhirnya tertular. Tikus merupakan hewan penular utama, bakteri masuk ke dalam kulit manusia,” papar Triswati.

Triswati menambahkan pada dasarnya leptospirosis masih bisa disembuhkan asal cepat tertangani dan tidak salah melakukan pendekatan medis.

Advertisement

“Kalau terlambat akibatnya bisa fatal. Dulu pernah ada kasus leptospirosis yang menyebabkan korbannya meninggal, itu karena tidak cepat tertangani sehingga virus menyebar ke seluruh tubuh,” ujarnya.

Triswati mengatakan Tulungagung ditetapkan sebagai kawasan endemik leptospirosis. Menurutnya, tikus yang ada di Tulungagung sebagian ditengarai banyak yang mengandung bakteri lepto apiral.

“Penyakit ini berbahaya. Sayangnya, tikus yang mengandung lepto itu tidak bisa dibedakan dengan tikus yang lain. Jadi harus waspada,” kata dia.

Advertisement

Data dari Dinkes Tulungagung, leptospirosis merupakan penyakit infeksi akut disebabkan bakteri leptospira sp yang patogen berbentuk spiral.

Bakteri tersebut, menurut Triswati, hidup pada suhu 28-30 derajat Celsius, menular secara langsung dari hewan ke manusia, dan bisa menyebabkan kematian.

Oleh karenanya, Trsiwati mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan karena untuk pencegahan tikus tertular bakteri lepto tidak bisa menggunakan penyemprotan obat atau cairan kimia lain.

Menurut dia, cara yang dinilai paling aman mencegah penularan bakteri leptospirosis adalah dengan menggunakan alat pelindung diri ketika kontak dengan tikus maupun hewan lain yang berisiko sebagai penular lepto, termasuk membiasakan hidup bersih dan sehat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif