Jatim
Senin, 25 April 2016 - 13:05 WIB

BENCANA PONOROGO : Tanah di Tugurejo Slahung Terus Bergerak, 39 Rumah Terancam Longsor

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi jalan dan rumah di Dukuh Krajan, Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Ponorogo, yang retak-retak akibat tanah bergerak. (Istimewa)

Bencana Ponorogo, tanah di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, terus bergerak.

Madiunpos.com, PONOROGO — Sebanyak 39 rumah di Desa Tugurejo, Kecamatan Slahung, Ponorogo, Jawa Timur retak-retak hingga ambles yang disebabkan aktivitas tanah gerak di wilayah itu.

Advertisement

Tujuh keluarga di antaranya telah direlokasi ke tempat yang lebih aman karena kondisi bangunan rumah mereka semakin rusak.

Warga Desa Tugurejo, Wasno, mengatakan sejak sepekan lalu aktivitas gerakan tanah terus terjadi di wilayah desa setempat. Akibatnya, saat ini rumah milik warga banyak yang rusak dan retak-retak.

Menurut dia, ketika aktivitas tanah bergerak ini terus terjadi bisa membuat tanah yang ada di desa itu longsor dan membahayakan warga. Sejumlah warga yang khawatir terhadap kondisi ini memilih untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Advertisement

“Kami takut saat terjadi hujan, biasanya aktivitas tanah bergerak semakin meningkat. Kalau saat tidak hujan memang warga lebih tenang. Dinding rumah saya sudah banyak yang retak, kalau hujan terus terjadi ya kami takut kalau ada longsor,” kata dia saat dihubungi Madiunpos.com, Senin (25/4/2016).

Wasno berharap pemerintah segera melakukan peninjauan dan memberikan bantuan kepada warga yang terdampak bencana alam ini. Sebagian warga yang mengungsi juga takut kembali ke rumah mereka karena kondisi alam tidak menentu.

Perangkat Desa Tugurejo, Mujianto, menyampaikan hingga kini sudah ada tujuh rumah yang direlokasi sejak sebulan lalu.

Advertisement

Relokasi ini karena kondisi rumah mereka tidak layak untuk dihuni karena banyak retakan di dinding rumah. Dia menyampaikan saat ini pemerintah desa setempat sedang berkoordinasi dengan Pemkab Ponorogo untuk merelokasi 39 rumah warga yang rawan longsor.

“Aktivitas gerakan tanah di Desa Tugurejo memang fluktuatif, jadi terkadang aktivitasnya tinggi, tetapi terkadang juga tidak aktivitas. Namun, hingga kini sudah ada tujuh rumah yang direlokasi,” jelas dia.

Menurut dia, sebenarnya 39 keluarga yang terancam terdampak longsor itu mengaku takut menghuni rumah mereka. Namun, karena tidak memiliki tempat tinggal lainnya, mereka terpaksa hidup di lingkungan yang rawan terdampak bencana itu.

“Rata-rata rumah mereka sudah rusak karena dinding rumah mereka banyak yang retak. Tetapi, mereka juga bingung mau pindah ke mana. Untuk itu, saat ini pemerintah desa masih melakukan koordinasi mengenai relokasi warga terdampak dengan pemerintah kabupaten,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif