Soloraya
Senin, 25 April 2016 - 20:15 WIB

BENCANA KARANGANYAR : DPRD Karanganyar Kritik Koordinasi Lintas SKPD Lemah Tangani Longsor di Beruk

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ekskavator disiagakan di lokasi longsor di Desa Beruk, Jatiyoso, Karanganyar. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Bencana Karanganyar, penanganan pascabencana di Desa Beruk tuai kritik.

Solopos.com, KARANGANYAR–Penanganan pascabencana tanah longsor di Dusun Tasin, Desa Beruk, Jatiyoso, menuai kritik dari sejumlah legislator Komisi D DRPD Karanganyar, Senin (25/4/2016).

Advertisement

Jembatan utama yang menghubungkan Dusun Ngantirejo, Beruk, dengan Dusun Pondok dan Dusun Pengkok, Beruk, yang ambrol tertutup longsor, belum juga dibangun lagi. Jembatan darurat pun tidak dibangun jalur tersebut. Hal itu terungkap saat rapat koordinasi Komisi D DPRD dengan BPBD Karanganyar, DPU, Camat Jatiyoso, kepala desa, dan tokoh masyarakat.

“Tadi saya bersama teman-teman komisi rapat koordinasi bersama SKPD terkait di Balai Desa Beruk. Ternyata penanganan pascabencana di Beruk buruk sekali,” ujar Ketua Komisi D DPRD Karanganyar, Endang Muryani, saat ditemui wartawan di Karanganyar.

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) itu menilai rantai koordinasi antar SKPD terkait dalam penanganan pascabencana di Beruk sangat lemah. “Sampai jembatan darurat belum dibangun itu berarti kordinasinya lemah. SKPD malah saling menyalahkan,” imbuh dia.

Advertisement

Jembatan di jalur Ngantirejo-Pondok sedianya dibangun kembali menggunakan dana tak terduga 2016 senilai Rp500 juta. Tapi hingga Senin belum ada kepastian ihwal rencana pelaksanaannya. Padahal gambar jembatan dari DPU sudah selesai.

“Awalnya ada yang bilang gambar dari DPU belum selesai. Tapi ternyata saat rapat, perwakilan dari DPU sudah bisa menunjukkan gambar detailnya. Kemudian ada yang beralasan material yang akan digunakan untuk jembatan hanya ada di Jakarta,” kata Endang.

Dia meminta masing-masing SKPD menahan ego sektoral dan bersama-sama menyelesaikan PR di Beruk. Pasalnya belum dibangunnya jembatan darurat di jalur Ngantirejo-Pondok berdampak terhadap aktivitas ekonomi pengiriman sayur-mayur dan hasil bumi.

Advertisement

Masyarakat Pondok dan Pengkok belum bisa menggunakan kendaraan roda empat untuk memasok sayur mayur. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Nugroho, mengonfirmasi belum adanya jembatan di jalur Ngantirejo-Pondok. Opsi pembuatan jembatan sesek di jalur tersebut terkendala panjangnya bentangan material yang dibutuhkan. Tapi menurut dia para sukarelawan telah membuat jalur alternatif di lereng bukit Tasin. Jalur itu bisa dilalui menggunakan sepeda motor.

“Jembatan seseknya tidak dibuat karena bentangannya yang terlalu panjang, mencapai 17,5 meter. Tapi teman-teman sukarelawan sudah membuatkan jalur alternatif di lereng bukit. Jalur ini bisa dilalui sepeda motor. Tapi mobil tidak bisa lewat,” tutur dia.

Nugroho menargetkan pembuatan jembatan darurat di jalur tersebut sudah dimulai pekan pertama Mei. “Sekarang sudah tahap administrasi, gambar jembatan juga sudah ada. Saya targetkan pekan pertama Mei sudah dimulai,” imbuh dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif