Jogja
Minggu, 24 April 2016 - 16:20 WIB

PENATAAN MALIOBORO : Paguyuban Malioboro Bagi-bagi Bunga dan Beri Diskon

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pedagang di Jalan Abu Bakar Ali menegakan baju kebaya, Rabu (20/4/2016). (Gigih M. Hanafi/JIBI/Harian Jogja)

Penataan Malioboro berdampak pada sepinya usaha para pedagang dan pelaku usaha di Jalan Malioboro

Harianjogja.com, JOGJA – Paguyuban Kawasan Malioboro tak mau mengeluh atas menurunnya jumlah pengunjung akibat masa low season dan relokasi parkir sisi Timur. Mereka pun menggelar aksi simpatik untuk menarik pengunjung kembali datang dan berbelanja di Malioboro.

Advertisement

Salah satu gerakan yang mereka gagas adalah gerakan ‘Love Malioboro : Come, Visit & Shop’ yang diluncurkan Sabtu (23/4/2016). Dalam aksi itu, mereka membagikan 1.879 bunga mawar, permen, balon serta pin beraneka warna kepada para pengunjung yang melintasi areal Malioboro.

Tak hanya itu, Koordinator Acara, Slamet megatakan mereka bahkan kompak menawarkan diskon bagi seluruh barang yang diperdagangkan di kawasan ikon kota Jogja itu. Diharapkan penawaran menarik ini bisa kembali meningkatkan geliat ekonomi di Malioboro.

“Diskonnya sesuai kerelaan pedagang dan pengusaha saja, sekaligus menyambut pengunjung,” kata dia.

Advertisement

Slamet mengatakan kegiatan ini baru pertama kali digelar. Dalam aski perdana ini, 18 komunitas baik komunitas PKL, angkringan, becak toko hingga pusat perbelanjaan dan hotel terlibat. Gerakan ini menurutnya sekaligus menjadi ajang mempromosikan Malioboro yang aman dan nyaman bagi pengunjung.

“Keamanan dan kenyamanan adalah yang utama bagi pengunjung agar kawasan ini tetap menjadi tujuan utama di Jogja,” imbuh dia.

Presidium Paguyuban Kawasan Malioboro Sujarwo Putra menambahkan gerakan ini merupakan inisiatif Paguyuban Kawasan Malioboro. Sejak relokasi parkir sisi timur ke Abu Bakar Ali, menurutnya terjadi penurunan omzet mencapai 50% dari sebelumnya. Penurunan itu menurutnya dialami seluruh sektor perdagangan dan jasa di Malioboro kecuali perhotelan.

Advertisement

Dia menduga, turunnya omzet terjadi karena belum banyak informasi dan sosialisasi dari Pemerintah kepada masyarakat. Dengan dibukanya parkir ABA, banyak masyarakat yang mengira kendaraan bermotor tak boleh algi masuk ke Malioboro. Selain itu banyak juga yang memilih tak belanja ke Malioboro karena harus berjalan kaki cukup jauh dari ABA ke tujuan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif