Jogja
Minggu, 24 April 2016 - 10:40 WIB

KREATIVITAS ANAK MUDA : Kafe Jadi Ruang Berkarya di Kulonprogo

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Bisnis yang menyasar anak muda sebagai konsumen utama tersebut dinilai bisa menyediakan ruang belajar dan berkarya alternatif.

 

Advertisement

Harianjogja.com, WATES-Keberadaan kafe dan tempat tongkrongan mulai berkembang di Kulonprogo. Bisnis yang menyasar anak muda sebagai konsumen utama tersebut dinilai bisa menyediakan ruang belajar dan berkarya alternatif.

Munculnya beberapa kafe baru secara pelan tapi pasti membuat anak muda Kulonprogo semakin akrab dengan kebiasaan menongkrong. Salah satunya adalah Bambang Jati Asmoro. Remaja 19 tahun itu mengaku cukup sering datang ke kafe yang menawarkan konsep warung kopi. Dia bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk mengobrol dengan teman-temannya. “Biasanya sampai sudah waktunya last order. Mungkin lebih dari empat jam,” kata Bambang, Sabtu (23/4).

Namun, Bambang juga sering menjadikan kafe sebagai tempatnya berkarya dan melakukan kegiatan produktif lain. Terkadang dia sengaja datang ke kafe demi menyalurkan hobi menulisnya. Menurutnya, dia merasa tidak cepat bosan jika menulis cerpen atau novel di kafe. Komunitas stand up comedy yang dia ikuti juga beberapa kali mengadakan pertemuan dan acara di kafe.

Advertisement

Soal gaya hidup konsumtif, Bambang tidak begitu sepakat. Menurut dia, hal itu tergantung dari pribadi masing-masing. Jika ingin harga yang lebih bersahabat, angkringan bisa dijadikan pilihan. Namun, kafe-kafe yang ada di Kulonprogo sebenarnya juga masih terbilang murah. Menunya pun beragam, mulai dari tradisional hingga moderen. Meski demikian, masyarakat memang dituntut lebih bijak dalam mengelola keuangan. “Nongkrong di kafe sudah kayak gaya hidup tapi jangn sampai uang kita habis gara-gara nongkrong terus,” ujar warga Dusun Kopat, Desa Karangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo itu.

Bambang lalu berpendapat jika masyarakat tidak perlu terlalu anti dengan keberadaan kafe. Hal itu karena kafe tidak selalu identik dengan hal negatif, seperti hura-hura maupun minuman keras. Kafe juga telah menjadi ajang berwirausaha bagi anak muda. “Kebanyak kafe baru di Kulonprogo ini dibikin anak muda. Pekerjanya juga anak muda Kulonprogo,” ucap Bambang.

Pendapat serupa disampaikan Diana Arum Pratiwi, warga Dusun Pengasih, Desa Pengasih, Kecamatan Pengasih. Dia sudah terbiasa menghabiskan waktu di berbagai kafe sejak kuliah di Jogja. Dia mengaku senang saat banyak kafe baru yang tumbuh tanah kelahirannya, Kulonprogo. Menurutnya, semakin banyak pilihan tempat untuk berkumpul bersama teman maupun kerabat. “Dulu sempat bingung kalau ada teman yang ke Kulonprogo harus diajak ke mana. Sekarang makin banyak pilihan dan harganya relatif lebih terjangkau dibanding di Jogja,” ungkap Diana.

Advertisement

Beberapa kegiatan positif anak muda Kulonprogo juga mulai sering diadakan di kafe. Diana sendiri mengaku pernah membawa sisa pekerjaan di kantor untuk diselesaikan sembari menongkrong di kafe. Namun, hal itu tidak dilakukan setiap hari karena dia tidak ingin jadi boros. 25

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif