Jateng
Minggu, 24 April 2016 - 20:50 WIB

INFRASTRUKTUR JATENG : Jalur Kereta Api Kedungjati-Bendono Ditarget Selesai 2018

Redaksi Solopos.com  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Corporate Deputy Director of Presevation anda Architecture PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ella Ubaidi (kiri), menyemprotkan air dari selang ke arah lokomotif uap B 2503 sebagai tanda dimulainya pencucian kereta api uap buatan Jerman 1902 itu di Museum Kereta Api Ambarawa, Kabupaten Semarang, Minggu (24/4/2016). (JIBI/Semarangpos.com/Imam Yuda Saputra)

Infrastruktur Jateng rel kereta api jalur Kedungjati, Purwodadi-Bendono, Kabupaten Semarang, ditarget selesai 2018 mendatang.

Semarangpos.com, AMBARAWA – Pembangunan kembali jalur kereta api (KA) dari Stasiun Kedungjati, Purwodadi ke Stasiun Bedono, Kabupaten Semarang, ditargetkan selesai pada 2018 mendatang. Selain sebagai jalur perintis, pengaktifan kembali jalur kereta itu jug diharapkan lebih menggeliatkan wisata yang ada di Kabupaten Semarang.

Advertisement

Hal ini disampaikan oleh Corporate Deputy Director of Presevation anda Architecture PT Kereta Api Indonesia (KAI), Ella Ubaidi, kepada wartawan di sela-sela perayaan masa operasi lokomotif uap B 2502 dan B 2503 di Museum KA Ambarawa, Minggu (24/4/2016).

“Kami mengedepankan itu sebagai jalur perintis mengingat kami di-support oleh Kemenhub. Nantinya, Jalur perintis ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat umum dan kegiatan lainnya,” ujar Ella.

Ella menambahkan saat ini pekerjaan reaktifasi atau pengaktifan kembali jalur KA Kedungjati-Bendono sebenarnya sudah dilakukan. Pekerjaan itu dilakukan secara bertahap mulai dari reaktifasi rel sepanjang Kedungjati-Stasiun Tuntang-Ambarawa. Empat bulan ke depan, Kemenhub dan PT KAI akan fokus menggarap rel bergigi dari Ambarawa ke Bendono.

Advertisement

“Saat ini sedang dilakukan perbaikan rel gigi, bukan rusak tapi normalisasi. Ini dilakukan agar kereta bisa beroperasi lagi. Targetnya empat bulan,” imbuh Ella.

Rel bergigi sangat dibutuhkan bagi kereta yang melintas di jalur menanjak, seperti di Ambarawa-Bendono, yang memiliki sudut kemiringan 65 derajat. Rel bergigi Ambarawa-Bendono dibangun pada masa penjajahan Belanda 1902 silam.

Sementara itu, pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MIT(), Djoko Setijowarno, yang turuh hadir dalam perayaan masa operasi kembali kereta api uap B 2502 dan B 2503, berharap rel KA Kedungjati-Ambarawa bisa segera difungsikan. Ia menilai jalur itu sangat vital bagi masyarakat Kabupaten Semarang dan sekitarnya karena bisa terkoneksi dengan jalur utama Surabaya-Semarang-Jakarta.

Advertisement

“Kami berharap agar Ambarawa-Semarang ada kereta yang rutin melayani setiap hari, seperti di Solo-Wonogiri. Apalagi kalau bisa direaktifasi sampai Yogyakarta, tentu bisa mendukung pariwisata di Jateng,” harap Djoko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif