Soloraya
Jumat, 22 April 2016 - 21:40 WIB

WISATA SOLO : Kemenpar: Penyelenggaraan MICE di Solo Belum Kuat

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Wisata Solo, Kementerian Pariwisata menilai Solo belum kuat dalam penyelenggaraan MICE.

Solopos.com, SOLO–Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menilai Solo yang telah ditetapkan sebagai Kota meeting, incentive, conference, exhibition (MICE) sejak 2013 masih belum mempunyai kekuatan dalam penyelenggaraan incentive dan exhibition.

Advertisement

Hal tersebut disampaikan Asisten Deputi (Asdep) Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintahan Kemenpar, Hafiansyah Mege, saat berbincang dengan Espos di sela-sela acara focus grup discussion (FDG) Kunjungan Lapangan Destinasi MICE di Novotel, Solo, Jumat (22/4/2016). Meski demikian, menurut dia, penyelenggaraan conference dan meeting di Kota Bengawan mengalami perkembangan yang meyakinkan.

“Kami melihatnya, dari berbagai tempat yang telah kami kunjungi, bahwa Solo telah mempunya kekuatan di bidang converence dan meeting. Kami ingin mendorong pelaku pariwisata untuk sama-sama mengembangkan yang keduanya lagi, yakni incentive dan exhibition,” kata Mege sapaan Asdep Pengembangan Segmen Pasar Bisnis dan Pemerintahan Kemenpar tersebut.

Mege menyampaikan Solo merupakan salah satu kota dari kota-kota bebasis MICE yang menjadi prioritas penanganan Kemenpar pada 2016. Dia meyakini cara pengembangan MICE di Solo bisa diketahui setelah pelaksanaan FGD. Mege berharap Kemenpar mampu mengetahui peluang dan tantangan yang perlu ditindaklanjuti setelah FDG dalam rangka pengembangan wisata MICE di Kota Bengawan.

Advertisement

“Outputnya ke depan, kami dapat meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara yang pada 2016 ditargetnya bisa menyentuh angka 260 juta orang. Kami ingin menemukan kelemanan dan kekuatan di Solo untuk dibahas dan digodok lagi di tingkat pemerintah pusat. Semua harus sesuai dengan kebijakan untuk 16 kota destinasi MICE pada 2016,” jelas Mege.

Mege menjelaskan rombongan Kemenpar selama di Solo akan mengunjungi berbagai destinasi yang cocok untuk menunjung penyelenggaraan atau perjalanan incentive. Dia ingin menemukan destinasi baru di Kota Bengawan untuk diperkenalkan atau dipromosikan lebih luas lagi kepada masyarakat lokal maupun mancanegara. Mege mengutarakan, Kemenpar berkomitmen akan memberikan berbagai dukungan fasilitas kepada kota-kota prioritas MICE agar bisa meningkat jumlah wisatawan.

“Kami akan mengunjungi beberapa destinasi di sini [Solo] tapi yang belum dikenal. Kami ingin memperkenalkan hal-hal baru, khsuusnya destinasi untuk perjalanan MICE. Kami akan menggandeng Asita pusat untuk menjadikan paket-paket wisata agar tidak monoton. Jadi wisatawan mengenal Solo bukan hanya Kota Batik, tapi juga sebagai kota MICE. Solo dikunjungi mereka yang mengikuti meeting atau converence,” beber Mege.

Advertisement

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Solo, Eny Tyasni Suzana yang menjadi pembicara dalam FGD, mengatakan Solo sebagai Kota Budaya telah punya kekuatan dalam penyelenggaraan incentive. Dia menjabarkan, ada tujuh alasan kenapa orang atau wisatawan harus mengunjungi Solo, antara lain nilai ekonomi/perdagangan (uang), kuliner, keharmonisan budaya dan alam, kerajinan, keramahantamahan dan potensi pariwisata, kemudahan akses dan akomodadi, serta atraksi pariwisata (ekonomi kreatif).

Ketua Perhimpunana Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Solo, Abdullah Soewarno, yang juga menjadi pembicara dalam FDG, menyampaikan MICE memberi kontribusi pendapatan hingga 40% di sektor pariwisata Indonesia. Pasar MICE, menurut dia, terus mencatat pertumbuhan 20% per tahun. Abdullah menilai Indonesia layak menjadi surga MICE karena mampu menawarkan pelayanan berkualitas tinggi, namun berbiaya lebih rendah di banding negara lain sehingga menjadi pertimbangan menarik bagi tamu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif