Soloraya
Kamis, 21 April 2016 - 14:40 WIB

PERTANIAN BOYOLALI : Lahan Tebu Menyusut 10%, Ini Penyebabnya

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani tebu (Dok/JIBI/Bisnis)

Pertanian Boyolali, hasil panen tebu di Boyolali tak penuhi target.

Solopos.com, BOYOLALI–Panen gula di Boyolali tahun ini diperkirakan tidak bisa mencapai target. Berdasarkan data di Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan (Dispertanbunhut) Boyolali, lahan tebu di  Boyolali menyusut 10%.

Advertisement

Kepala Bidang (Kabid) Produksi Perkebunan, Widodo, mengatakan target panen gula tahun ini sebanyak 2.106.000 kilogram. Masa panen diperkirakan jatuh pada Mei hingga Juni mendatang. “Kemungkinan target ini tidak akan tercapai. Ya, karena luasan lahan tebu menurun 10%,” kata Widodo, Kamis (21/4/2016).

Luasan lahan tebu 2015 mencapai 438.440 hektare, sedangkan luasan lahan tebu yang akan dipanen Mei hingga Juni mendatang hanya 394.596 hektare.  Sebelumnya, perbandingan lahan tebu adalah 70% merupakan lahan pertanian irigasi teknis  dan 30% merupakan daerah tegalan atau tadah hujan. Namun sekarang sebaliknya , 70% ditanam di lahan  tegalan dan 30% ditanam di lahan irigasi teknis.

Lahan tebu paling banyak berada di wilayah Boyolali utara seperti wilayah kecamatan  Wonosegoro, Andong, Kemusu, Klego, Simo, Nogosari, dan wilayah lainnya.

Advertisement

Menurunnya luasan lahan tebu di Boyolali disebabkan karena para petani tebu banyak beralih ke tanaman nontebu seperti singkong, jagung, dan padi . Petani menilai panen tebu kurang menguntungkan karena harga jual tebu tidak sebanding dengan tingginya biaya produksi.

Bahkan pada 2014 lalu, lanjut Widodo, harga pembelian gula oleh pabrik gula (PG) di bawah  harga pembelian pemerintah (HPP). “Pada 2014 lalu HPP gula senilai Rp8.500 per kilogram, namun kenyataanya pabrik gula hanya membeli Rp8.000 per kilogram.” Isu gula impor juga mengakibatkan menurunnya minat petani untuk menanam tebu.

Apalagi para petani di daerah irigasi teknis seperti di  wilayah Sawit dan Banyudono yang cocok untuk tanaman tebu justru banyak beralih ke tanaman padi dan sebagian hortikultura dengan alasan hasilnya lebih menguntungkan dan menjanjikan.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif