Jogja
Kamis, 21 April 2016 - 00:40 WIB

Jumlah UMKM Bidang Peternakan Minim

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternakan

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat jumlah pengusaha peternakan belum mencapai 30% dari total pengusaha di DIY.

 

Advertisement

 

Harianjogja.com, SLEMAN-Jumlah pengusaha di sektor peternakan masih minim. Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat jumlah pengusaha peternakan belum mencapai 30% dari total pengusaha di DIY.

Wakil Ketua Kadin Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) DIY Tri Kirana Muslidatun mengatakan, minimnya jumlah UMKM bidang peternakan membuat kebutuhan asupan protein masyarakat DIY tidak terpenuhi. Meski di sisi lain, penyebab belum terpenuhinya asupan protein tersebut memang karena gaya hidup masyarakat yang belum sadar protein.

Advertisement

Jika dihitung, kata Kirana, konsumsi daging sapi, telur, dan susu masih sangat kecil Untuk telur, satu orang hanya mengonsumsi 6 kg telur per tahun atau sebanyak 95 butir.

“Kalau dibandingkan orang Eropa, setiap pagi mereka mengonsumsi tiga telur waktu makan pagi. Sementara kita, sehari bisa dikatakan hanya sepertiga telur,” katanya usai mengisi Seminar Nasional “Menumbuhkan Perempuan Pejuang yang Mandiri dan Kompetitif dalam Pembangunan Peternakan” di Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (20/4/2016).

Maka dari itu, untuk memenuhi kebutuhan asupan protein dan kalsium dari daging, telur, dan susu, potensi peternakan di DIY perlu ditingkatkan. Kirana menyebut, saat ini jumlah kebutuhan lebih mendominasi dibandingkan jumlah peternaknya. “Yang bergerak di sektor peternakan itu belum sampai 30 persen,” tuturnya.

Advertisement

Seiring pertumbuhan pariwisata di DIY seperti perhotelan, kebutuhan terhadap daging sapi, ayam, dan ikan air tawar ikut meningkat. Sayangnya jumlah peternak masih minim sehingga DIY terpaksa mendatangkan sapi dari luar. “untuk sapi kita masih ambil dari Salatiga. Unggas juga masih banyak dari luar Jogja,” imbuhnya.

Menurutnya, UMKM peternakan yang telah berdiri memiliki peran besar dalam menyosialisasikan gerakan sadar protein. Kirana berharap pelaku UMKM yang telah ada ini tidak sekedar menjual hewan ternaknya tetapi juga menyosialisasikan pentingnya asupan daging dan telur.

Dengan demikian, kebiasaan mengonsumsi protein semakin tumbuh sehingga berpotensi meningkatkan pertumbuhan UMKM di bidang peternakan. Perempuan memiliki peran dalam meningkatkan usaha di bidang peternakan. Mulai dari pencarian pakan hingga pengolahan. Sayangnya, perempuan yang terlibat di bidang peternakan atau tani ternak masih terbilang minim.

Penyuluh Pertanian Madya Dinas Pertanian Peternakan dan Kehutanan (DPPK) Kabupaten Sleman Yuni Mundiari menuturkan, jumlah kelompok tani perempuan atau wanita tani masih sedikit jika dibandingkan jumlah kelompok tani yang ada. “Data 2016, jumlah wanita tani hanya 180 dari 2.041 total kelompok tani,” kata dia. Bernadheta Dian Saraswati

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif