WNI disandera Abu Sayyaf dipastikan segera ditebus.
Solopos.com, JAKARTA — Nasib 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina selatan masih belum jelas. Namun, upaya pembebasan mereka kian mengerucut setelah pemerintah memastikan para sandera tersebut akan ditebus dengan uang dari perusahaan.
Kepastian itu diungkapkan Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan keputusan ini diambil oleh perusahaan. Saat ini, proses pembayaran sedang berjalan. “Bukan kami, kita enggak bayar uang tebusan, tapi perusahaan,” kata Luhut saat ditemui di kantornya, Jl. Medan Merdeka Barat, Rabu (20/4/2/2016).
Menurutnya, uang yang akan dibayarkan 100% dari perusahaan. “Uang perusahaan murni,” sambungnya seperti dikutip Solopos.com Detik.
Menurut Luhut, hal ini bukan berarti menunjukkan sikap pemerintah yang lemah atau menyerah. Namun konstitusi di Filipina memang tidak membolehkan ada operasi militer asing di sana. Langkah selanjutnya adalah menjaga pengamanan di sekitar wilayah perairan Indonesia dan Filipina.
“Seterusnya nanti kita kombinasi antara berjaga dan lainnya. Kita sudah bikin SOP baru, jelasnya besok pagi nanti saya jelaskan,” tegasnya.
Meski demikian, pemerintah terus melakukan komunikasi dan memonitor keberadaan para sandera. “Pemerintah terus melakukan monitor perkembangan sandera tersebut,” kata Luhut. Dia memastikan 14 orang WNI berada dalam kondisi baik.
Fokus pemerintah saat ini, katanya, adalah bagaimana membebaskan para sandera tersebut dengan selamat. Luhut juga menjelaskan Indonesia tidak bisa melakukan pembebasan sandera dengan cara militer tanpa seizin Pemerintah Filipina, karena UU di Filipina tidak diperbolehkan pihak asing memasuki wilayah teritorialnya.
“Kalau tidak ada persetujuan kongres Filipina, maka militer kita tak bisa masuk,” katanya seperti dilaporkan Antara.
Dikatakannya, untuk empat WNI yang disandera belakangan tersebut sedang diteliti. Terkait dengan masalah politik atau yang lain, semua masih dalam penelitian dan pengawasan.
Untuk itu, kata Luhut, tidak tertutup kemungkinan dibangun kerja sama antara TNI dengan tentara Filipina dan Malaysia untuk melakukan patroli di perairan tersebut guna menghadapi masalah perompakan.