Jatim
Rabu, 20 April 2016 - 01:05 WIB

PERTANIAN BOJONEGORO : Harga Mahal, Petani Tulungagung Belum Beli Transplanter

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Pertanian Bojonegoro ini terkait petani yang belum memiliki transplanter.

Madiunpso.com, BOJONEGORO – Petani di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, belum ada yang membeli alat mesin tanam padi (transplanter), meskipun mesin pertanian itu sudah dikenalkan kepada petani di daerah setempat sejak 2013.

Advertisement

“Belum ada petani di daerah kami yang membeli alat mesin tanam padi, karena harganya cukup mahal sekitar Rp125 juta per unit,” kata Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Dinas Pertanian Bojonegoro Ichwal Subagya, di Bojonegoro, Selasa (19/4/2016).

Meskipun, katanya, Pemerintah sudah memberikan bantuan alat mesin tanam padi kepada kelompok tani, dengan jumlah sebanyak 196 unit.

Advertisement

Meskipun, katanya, Pemerintah sudah memberikan bantuan alat mesin tanam padi kepada kelompok tani, dengan jumlah sebanyak 196 unit.

“Pemerintah mulai menyalurkan alat mesin pertanian untuk tanam padi kepada kelompok tani, sejak 2013,” jelas dia, ketika penyerahan sebanyak 46 unit alat mesin tanam padi kepada kelompok tani.

Selama ini, lanjut dia, alat mesin tanam padi di daerahnya itu diberikan kepada kelompok tani yang kemudian membentuk kepengurusan, termasuk menyiapkan tenaga operator. Petani bisa menyewa alat mesin tanam padi kepada kelompok tani.

Advertisement

Menurut dia, pemanfaatan mesin alat tanam padi itu, sebagai usaha mengatasi kesulitan petani dalam memperoleh tenaga kerja menanam padi. Selain itu, lanjut dia, menanam padi dengan mesin alat tanam padi hanya membutuhkan waktu empat jam, dengan biaya untuk membayar operator dan pembelian bahan bakar minyak (BBM) sekitar Rp600.000 per hektare.

Sedangkan menanam padi secara tradisional membutuhkan sekitar 40 tenaga kerja dengan biaya sekitar Rp2 juta per hektare.

“Satu unit alat mesin tanam padi bisa dimanfaatkan untuk areal pertanian berkisar 5-10 hektare,” tutur dia.

Advertisement

Direktur Alat Mesin Pertanian (Alsintan) Kementerian Pertanian Suprapti, ketika di Bojonegoro, menjelaskan petani harus bisa membeli alat mesin pertanian sendiri, setelah menerima bantuan alat mesin pertanian dari Pemerintah.

“Harapan kami setelah petani menerima bantuan alat mesin pertanian, maka ketika memperoleh keuntungan bisa membeli alat mesin pertanian sendiri,” ujarnya, menegaskan.

Pemerintah, lanjut dia, mengalokasikan anggaran untuk pembelian alat mesin pertanian (Alsintan) sebesar Rp4,1 triliun di dalam APBN 2016, meningkat dibandingkan tahun lalu, sebesar Rp3,6 triliun.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif