Jatim
Rabu, 20 April 2016 - 21:05 WIB

PERKEBUNAN PONOROGO : Harga Cengkih Tembus Rp120.000/kg, Warga Jurug Girang

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petani memisahkan bunga cengkih, Selasa (2/9/2014). (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Perkebunan Ponorogo, harga cengkih di Desa Jurug naik.

Madiunpos.com, PONOROGO – Warga Desa Jurug, Kecamatan Sooko, Kabupaten Ponorogo, yang sebagian besar menanam pohon cengkih girang karena harga cengkih naik cukup tinggi. Saat ini harga cengkih kering mencapai Rp120.000/kg dan harga cengkih basah Rp50.000/kg.

Advertisement

Seorang warga Desa Jurug, Setiowati, 60, mengatakan akhir-akhir ini harga cengkih di pasaran naik dibandingkan harga cengkih sebulan yang lalu.

Dia menyebutkan harga cengkih kering sebelumnya senilai Rp100.000/kg dan sekarang harganya Rp120.000/kg. Sedangkan harga cengkih basah yang sebelumnya senilai Rp37.000/kg sekarang naik menjadi Rp50.000/kg.

Dia menyampaikan saat ini memang belum musim panen raya cengkih, namun sejumlah pohon cengkih di desa tersebut sudah bisa dipanen. Satu pohon cengkih biasanya menghasilkan satu kuintal cengkih.

Advertisement

“Ini mungkin belum masa panen, jadi harga cengkih masih melambung tinggi. Kami belum tahu harga cengkih saat panen raya. Biasanya, harganya merosot. Tetapi kami tetap berharap harga bisa stabil,” kata dia saat berbincang dengan Madiunpos.com di rumahnya, Sabtu (16/4/2016).

Setiowati menambahkan petani cengkih biasanya menjual cengkih dalam kondisi basah. Hal itu karena berkaitan dengan kebutuhan untuk membeli pupuk dan kebutuhan hidup lainnya.

Padahal, ketika dijual dengan kondisi kering, harganya bisa jauh lebih tinggi ketika dijual dalam kondisi basah.

Advertisement

“Apalagi kalau cengkih disimpan hingga bertahun-tahun harganya bisa berkali-kali lipat dari harga cengkih kering. Tetapi, memang dibutuhkan waktu yang cukup lama. Saat disimpan, cengkih akan mengeluarkan bau yang lebih sedap,” jelas dia.

Dia menuturkan hampir seluruh warga di Jurug memiliki pohon cengkih. Namun, pengelolaannya memang masih tradisional dan cengkih hanya ditanam di pekarangan rumah.

Kepala Desa Jurug, Danan Prihandoko, menyampaikan hampir seluruh warga di Desa Jurug memang memiliki tanaman cengkih. Tetapi sejauh ini cengkih hanya dijual ke industri.

“Belum ada yang membuat cengkih untuk produksi lain. Karena memang belum ada kemampuan warga untuk memproduksi hal lain,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif