Teknologi
Rabu, 20 April 2016 - 13:25 WIB

FENOMENA ALAM : Hujan Meteor Hiasi Langit Indonesia Kamis-Jumat (21-22/4/2016)

Redaksi Solopos.com  /  Haryo Prabancono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi fenomena alam hujan meteor di langit. (Istimewa)

Fenomena alam hujan meteor akan menghiasi langit Indonensia besok Kamis dan Jumat.

Solopos.com, BANDUNG — Fenomena alam hujan meteor akan menghiasi langit pada Kamis (21/4/2016) dan Jumat (22/4/2016) malam. Bila cuaca cerah, tidak ada hujan dan tidak ada awan yang menghalangi, maka akan terlihat banyak bintang jatuh di langit.

Advertisement

Seperti dilansir Okezone, Rabu (20/4/2016), fenomena alam itu disebut sebagai fase puncak hujan meteor Lyrid. Meteor-meteor yang seolah datang dari rasi bintang Lyra jatuh ke bumi.

“Hujan meteor Lyrid berlangsung pada 16-25 April. Puncaknya, ketika bumi lewat di tengah-tengah jejak komet, ialah pada 21-22 April. Hujan meteor terjadi dari tengah malam sampai subuh,” kata astronom Evan Irawan Akbar di Observatorium Bosscha, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Dalam satu jam, diperkirakan terdapat 30-40 meteor yang menghujani bumi. Meteor-meteor ini akan nampak seperti bintang jatuh karena terbakar saat melewati atmosfer bumi. “Meteornya kecil-kecil, sebesar batu kerikil. Nah, sewaktu jatuh dia terbakar dan bergerak cepat sekali, sehingga terlihat bergaris,” katanya.

Advertisement

Evan memastikan, fenomena alam hujan meteor ini tidak berbahaya karena ketika sampai ke permukaan bumi wujudnya telah berupa menjadi serpihan kecil. Meteor yang terbesar juga hanya sebesar bola golf, atau yang disebut fireball. “Kalau meteor biasa berukuran kerikil terlihat cuma beberapa detik, fireball ini terlihat lebih lama,” kata dosen astronomi ITB tersebut.

Selain fenomena alam hujan meteor Lyrid, pada April ini juga akan terjadi hujan meteor Eta Aquarids, yang dipicu oleh kejatuhan batu angkasa dari puing komet Halley. Hujan meteor Eta Aquarids berlangsung pada 19 April 2016 sampai 26 Mei 2016, dengan fase puncak pada 5-6 Mei.

“Ukuran meteor saat hujan meteor Lyrid lebih besar dibandingkan Eta Aquarids. Tapi jumlah meteor saat hujan Eta Aquarids lebih banyak dibandungkan Lyrid. Pada tahun ini, hujan meteor Lyrid adalah hujan meteor yang kedua, karena yang pertama yakni hujan meteor Quadrantids sudah terjadi pada 3-4 Januari,” paparnya.

Advertisement

Fenomena alam hujan meteor, kata Evan, selalu ditunggu-tunggu oleh pencinta astronomi dan kalangan astronom amatir. Keindahan pertunjukan bintang jatuh itu dapat dilihat dengan mata telanjang. “Justru kalau pakai teleskop akan lebih sulit, karena meteor yang jatuh tersebar dan bergerak cepat. Lebih enak pakai kamera DSLR dengan lensa fisheye,” katanya.

Pengamatan hujan meteor juga lebih nyaman apabila dilakukan dari lokasi yang minim akan polusi cahaya dan memiliki medan pandang yang luas. Daerah-daerah seperti di pantai, pedesaan, pegunungan, atau perbuktitan merupakan tempat yang cukup kondusif untuk melihat hujan meteor. Jadi bersiaplah untuk menyaksikan fenomena alam ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif