Jogja
Selasa, 19 April 2016 - 18:20 WIB

Ketimpangan Ekonomi Jogja dan Sleman Mencolok

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wajah depan Hartono Mall Yogyakarta, Jumat (20/11/2015). (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Ketimpangan ekonomi di Jogja dan Sleman dianggap mencolok

Harianjogja.com, JOGJA- Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) DIY J Bambang Kristianto mengungkapkan, ketimpangan di DIY cukup menyolok antar kabupaten dan kota.

Advertisement

Namun, untuk wilayah Gunungkidul, Kulonprogo, dan Bantul tidak begitu terlihat ketimpangan antar kecamatan.

“Ketimpangan tinggi terjadi di Sleman dan Jogja. Ada beberapa hal yang mempengaruhi,” ungkap dia, Senin (18/4/2016).

Ia menjelaskan, sekitar 65% penduduk DIY tinggal di area perkotaan. Artinya, ada urbanisasi dari penduduk desa ke kota dan kebanyakan masuk ke sektor informal karena memiliki pendidikan yang cenderung lebih rendah.

Advertisement

Tingkat pendidikan yang rendah itu menyulitkan mereka mendapatkan pekerjaan di sektor formal dan pekerjaan dengan gaji yang tinggi.

“Di kota, banyak yang tinggal di kondominium, tetapi ada juga yang tinggal di rumah sangat sederhana,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif