Pahlawan lingkungan menjadi perhatian PT Pertamina, perusahaan tersebut memberikan pelatihan pada 30 local hero
Harianjogja.com, SLEMAN–PT Pertamina (Persero) memberikan pelatihan pengembangan kapasitas kepada 30 local hero di University Club (UC) UGM, Sleman, Kamis-Sabtu (14-16/3/2016).
CSR Manager PT Pertamina (Persero) Agus Mashud Asngari mengatakan, Local Hero Pertamina merupakan seseorang yang memiliki hasil karya dengan gagasan pokok yang mencerminkan jiwa kepemimpinan serta komitmen tinggi bagi lingkungan dan masyarakat.
Sebanyak 30 local hero yang mengikuti kegiatan ini adalah pemenang penghargaan Pertamina Local Hero pada 2014 dan 2015.
“Mereka telah memberikan kontribusi nyata kepada permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar mereka,” ungkap dia kepada wartawan di UC UGM, Sleman, Sabtu (16/4/2016).
Para pemenang itu melakukan kegiatan yang sejalan dengan empat pilar CSR Pertamina yakni Pertamina Sehat, Pertamina Hijau, Pertamina Cerdas, dan Pertamina Berdikari.
Pertamina memiliki komitmen untuk mengembangkan kemampuan local hero terutama dalam aspek pemasaran, keuangan, dan pengembangan kelompok masyarakat.
Pelatihan yang diberikan diharapkan mampu mendorong mereka untuk terus berinovasi dan terobosan dalam pengembangan kegiatan biasa.
Pada 2016, ditargetkan akan ada 50 local hero yang akan berpartisipasi dalam program ini. Dari jumlah itu, nantinya akan dicari 15 terbaik. DIY juga didorong untuk menunjukkan potensi yang dimiliki karena DIY sempat menyumbangkan pemenang untuk kategori berdikari pada 2014.
“Jogja membanggakan. Ada juara berdikari 2014 yaitu Sulastri Ningsih. Produknya dari daur ulang sampah dan kualitasnya bagus. Pemasarannya sudah luar Jawa. Harapannya bisa ekspor,” papar dia.
Sulasti Ningsih mengungkapkan, kelompok dan komunitasnya yang tergabung dalam Merti Bumi Lestari berkonsentrasi pada pengolahan sampah baik organik dan anorganik. Sampah organik akan disulap menjadi pupuk dan sampah anorganik menjadi barang kerajinan.
Ia dan anggotanya sudah berhasil menggandeng sekitar 30 komunitas pengelola sampah sejak dirintis 2008 lalu. Upaya mereka sudah menghasilkan produksi yang beromzet hingga Rp5 juta per bulan.