Soloraya
Minggu, 17 April 2016 - 17:30 WIB

BENCANA WONOGIRI : Tanah Bergerak Dalam & Lebar, 3 Rumah di Purwantoro Terancam Ambruk

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor (JIBI/Solopos/Antara)

Bencana Wonogiri ini diawali pergerakan tanah. Tiga rumah retak dan sejumlah rumah lainnya kian terancam.

Solopos.com, WONOGIRI — Tiga unit rumah warga Dusun Bendo, Desa Bakalan, Kecamatan Purwantoro, Wonogiri terancam ambruk akibat tembok retak-retak sejak dua pekan lalu. Rumah retak akibat tanah di sekitarnya bergerak hingga terjadi rekahan yang lebarnya mencapai 1 meter.

Advertisement

Informasi yang dihimpun Solopos.com, Minggu (17/4/2016), warga bersama personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, relawan, TNI, dan polisi membongkar tiga rumah yang retak-retak dan selanjutnya membangun rumah sementara di lokasi lebih aman sekitar 200 meter dari rumah lama, Minggu. Peristiwa terjadi di permukiman dekat tegal yang berstruktur dataran tinggi dan rendah.

Kepala Pelaksana (BPBD) Wonogiri, Bambang Haryanto, saat dihubungi Solopos.com, Minggu, menyampaikan relokasi penghuni rumah dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Sebab, saat ini tanah masih bergerak yang mengakibatkan rekahan tanah semakin lebar, dalam, dan panjang. Kondisi itu bisa mengakibatkan retakan rumah semakin parah sehingga rumah bisa ambruk.

“Yang sudah terdampak tiga rumah. Ada empat rumah lainnya yang terancam kena dampak. Kami sudah meminta penghuni rumah yang terancam kena dampak dan warga lainnya untuk lebih waspada,” kata Bambang.

Advertisement

Dia melanjutkan pergerakan tanah di Dusun Bendo sudah terjadi hampir setahun lalu. Pergerakan tanah mengakibatkan rekahan yang panjangnya mencapai lebih dari 100 meter. BPBD sudah pernah mengecek ke lokasi, namun saat itu rekahan tanah belum berdampak pada permukiman warga. BPBD saat itu mengambil langkah menutup rekahan dengan mengurugnya agar air tidak masuk.

Sejak dua pekan terakhir tanah kembali bergerak mengakibatkan rekahan selebar 0,5 meter-1 meter dengan kedalaman 0,5 meter-1,5 meter. Pergerakan tanah menciptakan rekahan kecil baru menuju kawasan permukiman dan membuat tiga unit rumah retak-retak. Lebar retakan tembok rumah bervariasi. Retakan paling besar mencapai 15 cm.

“Air hujan kemungkinan besar turut andil memengaruhi pergerakan tanah. Tadi [Minggu] rekahan kembali ditimbun untuk mengalihkan aliran air di rekahan,” imbuh Bambang.

Advertisement

Selain itu, di Desa Bakalan, pergerakan tanah juga terjadi di Desa Biting, Purwantoro; dan Sumokerep, Sidoharjo. Namun, saat ini pergerakan tanah sudah berhenti. Pergerakan tanah menurut dia tergantung kondisi alam di masing-masing wilayah.

Camat Purwantoro, Khamid Wijaya, menambahkan sampai sekarang tanah masih terus bergerak. Oleh karena itu penghuni tiga rumah yang terkena dampak dievakuasi di rumah saudara mereka. Mereka terdiri atas tiga keluarga. Sedangkan penghuni empat rumah yang terancam terdampak sudah diminta lebih waspada. Mereka diminta lekas meninggalkan rumah jika mengetahui gejala-gejala pergerakan tanah.

“Empat rumah yang terancam terdampak itu berada di dataran lebih rendah dari tiga rumah yang terkena dampak. Sementara penghuni empat rumah itu belum dievakuasi. Tapi kami sudah mewanti-wanti mereka,” kata Camat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif