Jateng
Sabtu, 16 April 2016 - 21:10 WIB

TRENDING SOSMED : Netizen Grup Semarang Prihatin Patung Garuda Loyo

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Patung burung Garuda yang tampak loyo (Facebook.com-MIK Semar)

Trending sosmed di grup Facebook Semarang diramaikan dengan keprihatinan patung Garuda Loyo.

Semarangpos.com, SEMARANG – Sebuah patung lambang negara Indonesia burung Garuda yang terlihat kurang gagah dan loyo menjadi cibiran para netizen.

Advertisement

Patung burung Garuda tersebut berada di sebuah taman di wilayah Ngaglik, Kelurahan Bendung, Kota Semarang.

“Ini besarnya, di mana nih sedulur? Tulis pengguna akun Facebook Theresia Tarigan disertai dengan foto patung burung Garuda tersebut.

Theresia memposting tulisan dan foto tersebut di Group Facebook Media Informasi Kota Semarang (MIK Semar) Kamis (14/4/2016) .

Advertisement

Para netizen pun menanggapi postingan tersebut dengan berbagai komentar. “Jan-jane sing gawe iki [sebenarnya yang membuat ini] memang rada kurang pintar apa memang rada arep ngece, to?” tulis pengguna akun Facebook Bambang Dono Kuncoro.

Sing gawe [yang membuat] kurang pinter bukan pematung sejati hasilnya jauh dari greng. Burung Garuda lemas. Maaf,” tulis pengguna akun Facebook Arga Suharto.

”Sayapnya juga kurang kekar atau kurang panjang. Maaf kalau dilihat jadi kaya cebol gitu,” timpal pengguna akun Facebook Dava Klanusumaki.

Advertisement

Kui [itu] kaki atau cakarnya kok begitu ya, wah jauh sekali dari lambang negara kita, hadeh,” tulis pengguna akun Facebook Novia Sastrodiharjo.

Pengguna akun Facebook Aldo Mustika meminta agar mengusut pihak yang membuat patung tersebut. ”Kasus Zaskia Gotik lagi nih. Ayo diusut yang buat patung termasuk yang masang,” tulisannya.

Aldo menambahkan. ”Mohon untuk kehati-hatian dalam membuat patung, khususnya lambang negara, supaya tidak terjadi pelecehan terhadap lambang negara yang sudah diperjuangkan disaat merebut kemerdekaan Indonesia,” harapnya.

“He he he, apa yang pembuat patung di kampung-kampung, yang semangat, kudu duwe [harus punya] sertifikat pembuatan lambang-lambang negara?” tulis Bambang Don Kuncoro.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif