Soloraya
Sabtu, 16 April 2016 - 20:30 WIB

DANA HIBAH SOLO : Kembali Buka, Museum Radya Pustaka Langsung Panen Pengunjung

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Rombongan siswa dari SMAN 3 Purwokerto mengunjungi Museum Radya Pustaka, Sabtu (16/4/2016). Kunjungan tersebut terkait pendalaman mata pelajaran sejarah di kalangan siswa. (Chrisna Chanis Cara/JIBI/Solopos)

Dana hibah Solo, Museum Radya Pustaka langsung panen pengunjung.

Solopos.com, SOLO–Museum Radya Pustaka kembali buka setelah sempat tutup sejak Rabu (13/4/2016). Pengunjung dari dalam dan luar kota langsung menyerbu museum tertua di Indonesia itu, Sabtu (16/4/2016).

Advertisement

Pantauan Solopos.com hingga pukul 12.30 WIB, seratusan pengunjung dari perseorangan maupun rombongan terlihat menyambangi museum. Pada pagi hari, museum kedatangan rombongan dari SDN Kleco 2 sebanyak 60 orang. Menjelang siang Radya Pustaka kembali mendapat kunjungan rombongan, kali ini dari SMAN 3 Purwokerto. Sebanyak 48 siswa menaiki bus untuk memelajari benda bersejarah di museum.

“Hari ini normal lagi. Alhamdulillah pengunjung cukup banyak,” ujar seorang pegawai Radya Pustaka, Fajar Suryanto, saat ditemui wartawan di museum setempat, Sabtu.

Advertisement

“Hari ini normal lagi. Alhamdulillah pengunjung cukup banyak,” ujar seorang pegawai Radya Pustaka, Fajar Suryanto, saat ditemui wartawan di museum setempat, Sabtu.

Radya Pustaka kembali dibuka setelah ada instruksi Wali Kota Solo, F.X. Hadi Rudyatmo. Pemkot berjanji segera mencairkan dana hibah untuk biaya operasional museum seperti gaji pegawai, pemeliharaan koleksi dan lain sebagainya. Fajar menampik penutupan museum kemarin lantaran kekecewaan pegawai yang belum kunjung digaji. Lelaki yang diperbantukan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah di Radya Pustaka itu menyebut gaji bukan alasan utama. Ada delapan pegawai di Radya Pustaka yang terdiri atas lima pegawai museum dan tiga pegawai yang diperbantukan BPCB.

“Kalau cuma masalah gaji, sejak Januari kami berhenti bekerja. Buktinya kan tidak. Kami hanya minta kepedulian Pemkot terhadap museum. Kalau ada benda bersejarah yang rusak karena kurang terpelihara, nanti kami juga yang disalahkan,” ucapnya diamini Tri, pegawai lain.

Advertisement

“Kalau yang masuk cuma dua-tiga orang apa iya tetap memaksa dibuka? Kalau ada kunjungan 100 orang begitu siapa yang mau melayani?.”

Dia mengatakan sebagian karyawan tidak masuk karena sakit, termasuk Ketua Komite Purnomo Subagyo. Ketua rombongan SMAN 3 Purwokerto, Sumarsono, mengaku kaget museum sempat tutup karena problem biaya operasional. Menurut dia, sangat naif jika museum tak bisa buka hanya karena kendala finansial.

“Apalagi museum bersejarah seperti Radya Pustaka. Saya yakin pemerintah tidak akan tinggal diam,” ucapnya.

Advertisement

Sekretaris Komite Museum Radya Pustaka, S.T. Wiyono, mengatakan museum kembali buka setelah ada kepastian pencairan hibah. Menurut informasi yang didapatnya dari Pemkot, pekan depan dana hibah senilai Rp300 juta dapat dicairkan.

“Uangnya akan langsung digunakan untuk gaji pegawai dan pemeliharaan gedung serta koleksi,” ujar Pak Wi, sapaan akrabnya.

Pak Wi mengakui keberadaan dana hibah vital untuk menunjang operasional museum. Selama ini dana dari penjualan tiket tak cukup untuk menambal biaya rutin seperti listrik dan lain sebagainya. Disinggung usulan agar museum dikelola UPTD Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo, Pak Wi memersilakan.

Advertisement

“Kalau itu terserah Pemkot. Mau dibikin UPTD atau BLUD, komite mangga-mangga saja.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif