SOLOPOS.COM - Para mahasiswa Papua menggenakan koteka dan membawa panah dalam pawai budaya IICF 2016 yang digelar Senat Mahasiswa Universita (SMU) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Sabtu (16/4/2016). Para mahasiswa ini berpawai dengan berkeliling Kota Salatiga. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Agenda Salatiga berupa kirab budaya dimeriahkan oleh mahasiswa UKSW asal Papua.

Semarangpos.com, SALATIGA – Agenda Salatiga berupa pawai budaya yang menjadi tanda dimulainya kegiatan Indonesian International Culture Festival (IICF) 2016 milik para mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga telah digelar Sabtu (16/4/2016) pagi WIB.

Para mahasiswa Papua menggenakan koteka dan membawa panah dalam pawai budaya IICF 2016 yang digelar Senat Mahasiswa Universita (SMU) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga, Sabtu (16/4/2016). Para mahasiswa ini berpawai dengan berkeliling Kota Salatiga. (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)


Para mahasiswa Papua mengenakan koteka dan membawa panah dalam pawai budaya IICF 2016.  (Imam Yuda Saputra/JIBI/Semarangpos.com)

Sekitar 19 etnis yang merupakan perwakilan mahasiswa UKSW tampil dalam pawai ini. Ke-19 suku bangsa itu, yakni Poso, Jawa, Sumba, Talaud, Toraja, Pinaesaan, Batak Simalungun, Sumatra Selatan, Maluku, Batak Karo, Kupang, Halmahera, Lampung, Papua, Kalimantan Tengah, Kalimantan, Nias, Batak Toba dan juga perwakilan dari Timor Leste.

Dengan mengenakan busana khas daerahnya, mereka berpawai keliling Kota Salatiga, mulai dari kampus UKSW, melintasi Jalan Diponegoro, Jl. Monginsidi, Jl. Kartini, Jl. M. Yamin, Jl. Lagensuko, Bundaran Kaloka, hingga kembali ke kampus UKSW melalui Jl. Diponegoro.

Dari sederet etnis yang tampil itu ada satu yang menarik perhatian masyarakat Kota Salatiga. Penampilan itu berasal dari para mahasiswa asal Papua.

Yah, penampilan mahasiswa Papua memang menyita perhatian masyarakat. Kondisi ini tak lain karena para mahasiswa Papua ini tampil dengan menggenakan baju khas suku mereka, yakni koteka.

Percaya Diri

Seperti yang diungkapkan salah satu warga Salatiga, Santi, 48, asal Kutowaringin, Tingkir. Ia mengaku takjub karena para mahasiswa Papua itu berani mengenakan koteka, yang merupakan pakaian untuk menutup alat kelamin laki-laki dari kulit labu air, dengan berkeliling kota.

“Mereka [para mahasiswa Papua] sangat percaya diri. Salut dengan keberanian mereka,” ujar Santi sambil tertawa saat berbincang dengan Semarangpos.com di seputaran Bundaran Kaloka, di sela-sela pawai.

Selain menampilkan busana asal daerahnya, para mahasiswa berbagai suku ini juga menampilkan permainan daerahnya masing-masing. Penampilan permainan daerah ini mereka tunjukkan di tiga lokasi berbeda, yakni Jl. Kartini, depan Hotel Mutiara dan Bundaran Kaloka.

Pegawai Biro Promosi dan Hubungan Luar UKSW, Anggraeni Upik Pratiwi, mengaku pawai budaya ini merupakan agenda pertama dari IICF 2016. Setelah pawai budaya ini, IICF akan menampilkan kampung budaya, culture festival dan food festival.

“IICF 2016 ini akan kami gelar hingga 22 April nanti. Selain pawai budaya, kami juga akan menampilkan kampung budaya, culture festival serta food festival. Pada acara kampung budaya itu, IICFakan menampilkan kebudayaan daerah lain seperti tarian, band etnis dan juga kuliner,” terang Upik.

 

Rekomendasi
Berita Lainnya