Soloraya
Sabtu, 16 April 2016 - 11:35 WIB

AGENDA GUBERNUR : Beri Kuliah Umum, Ini Wejangan Ganjar untuk Mahasiswa Univet

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo (kanan) berbincang dengan seorang mahasiswi saat memberi kuliah umum di Universitas Veteran Bantara Sukoharjo, Kamis (14/4/2016). (Trianto Hery Suryono/JIBI/Solopos)

Agenda Gubernur Ganjar Pranowo pada Kamis (14/4/2016) memberi kuliah umum di Univet, Sukoharjo.

Solopos.com, SUKOHARJO – Mahasiswa memiliki peran strategis membantu meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil. Upaya mahasiswa dapat dilakukan saat mengamalkan peran baktinya di praktik kuliah kerja nyata (KKN).

Advertisement

Selama KKN mahasiswa bisa berperan sebagai pendamping inovatif sehingga potensi lokal daerah bisa dikembangkan menjadi produk kreasi yang diminati konsumen.

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat memberikan kuliah umum dengan tema Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan di Auditorium Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara), Kamis (14/4/2016). Dicontohkan oleh Gubernur di Temanggung ada produk bunga terompet. Bunga terompet itu dijual senilai Rp2.000 per biji.

Advertisement

Pernyataan itu disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo saat memberikan kuliah umum dengan tema Peran Mahasiswa dalam Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan di Auditorium Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara), Kamis (14/4/2016). Dicontohkan oleh Gubernur di Temanggung ada produk bunga terompet. Bunga terompet itu dijual senilai Rp2.000 per biji.

“Ada pengusaha lokal melihat peluang itu akhirnya diberdayakan dan dipoles menjadi produk inovatif daerah itu. di Kota bunga terompet dijual senilai Rp5.000/biji. Akhirnya pengusaha lokal itu memperoleh penghasilan senilai Rp20 juta/bulan,” tandas Ganjar.

Menurutnya, pemberdayaan pengusaha lokal patut dicontoh oleh mahasiswa sehingga desa tempat KKN bisa menghasilkan produk inovatif.

Advertisement

Menurutnya, banyak peran seorang mahasiswa di masyarakat. Sri Mulyani, mahasiswi jurusan Kesehatan masyarakat mengaku bingung dan dilematis. Pasalnya, kuliahnya dibiayai dari hasil jual beli tembakau sedangkan pemerintah memberi peringatan bahwa merokok mengganggu kesehatan.

“Saya melarang Bapak tidak menanam tembakau tidak bisa,” keluhnya kepada Gubernur.

Gubernur memberikan solusi, agar potensi tembakau ditanam besar-besaran. Hasilnya, tegasnya dijual ke Jerman sebagai pengimpor tembakau terbesar dunia.

Advertisement

“Tanam benih tembakau berkualitas dan jual hasilnya ke pasar ekspor. Jika itu terjadi maka kegelisahan mahasiswi itu terjawab. Yakni tidak mematikan petani tembakau tetapi petani tembaku mendapatkan income lebih besar sehingga sejahtera.”

Sementara itu, Rektor Univet Bantara Sukoharjo, Ali Mursyid Wahyu Mulyono menjelaskan, mahasiswanya telah diberi pembelakalan tentang teknologi tepat guna (TTG) sebelum terjun ke desa lokasi KKN. Menurutnya, ide Gubernur sudah sejalan dengan program Univet Bantara.

“Selain mahasiswa, dosen Univet Bantara juga telah diminta berperan di pengabdian masyarakat. Dosen bertugas di bidang pengabdian dengan memberikan pembimbingan tentang teknologi di desa KKN sesuai potensi desa sedangkan mahasiswa berperan sebagai pendamping. Kami telah mengindentifikasi Desa Pokoh, Kecamatan/Kabupaten Wonogiri menjadi desa binaan Univet Bantara di bidang olah produk sirup berbahan baku buah tin.”

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif